Menuju konten utama

Istanbul hingga Aceh: Jejak Teror Mematikan di Tahun Baru

Menurut laporan, sekitar 500 hingga 600 orang diduga berada di dalam klub itu ketika seorang pria melepaskan tembakan sekitar pukul 1:15 waktu setempat. Beberapa orang sempat melompat ke perairan Bosphorus untuk menyelamatkan diri.

Istanbul hingga Aceh: Jejak Teror Mematikan di Tahun Baru
Salah satu korban penembakan pada malam tahun baru 2017 di Istanbul, Turki sedang dilarikan ke rumah sakit oleh tim medis. Foto/reuters

tirto.id - Penembakkan di sebuah klub malam di Istanbul, Turki pada malam Tahun Baru menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 40 orang.

Terkait dengan itu, Gubernur Istanbul Vasip Sahin mengatakan penembakan tersebut sebagai serangan teroris.

"Seorang teroris dengan senjata jarak jauh...brutal dan kejam melakukan serangan ini dengan menembakkan peluru pada orang-orang yang tidak bersalah yang berada di sana hanya untuk merayakan Tahun Baru dan bersenang-senang," kata Sahin dikutip dari Reuters, Minggu (1/1/2017).

Menurut laporan, sekitar 500 hingga 600 orang diduga berada di dalam klub itu ketika seorang pria melepaskan tembakan sekitar pukul 1:15 waktu setempat. Beberapa orang sempat melompat ke perairan Bosphorus untuk menyelamatkan diri.

Gubernur Sahin mengatakan hanya ada satu penyerang, tetapi menurut laporan lain ada dua orang, salah satunya menggunakan pakaian Santa Claus.

Klub tersebut adalah tempat paling ikonik di Istanbul, karena tempatnya yang menghadap ke Selat Bosphorus yang memisahkan Eropa dan Asia. Tempat itu juga sering dikunjungi penduduk setempat dan turis asing.

Untuk diketahui, serangan terorisme pada Tahun Baru juga pernah terjadi di Australia pada tahun 1915. Serangan yang dilakukan oleh dua orang pelaku di dekat Broken Hill di New South Wales itu merupakan serangan teroris pertama di Australia.

Dilaporkan oleh ABC News, Mullah Abdullah (59) dan Mahomed Gool menyerang kereta yang membawa sekitar 200 orang yang hendak berlibur, keduanya lalu melepaskan tembakan yang menewaskan dua penumpang dan melukai enam orang lainnya. Peristiwa itu terjadi tepat pada 1 Januari 1915.

Selain Australia, peristiwa yang sama juga pernah terjadi di Aceh pada 2003 lalu. Serangan bom yang terjadi saat konser musik malam Tahun Baru itu setidaknya menewaskan sembilan orang dan 32 orang lainnya mengalami luka-luka, demikian ABC News melaporkan.

Terkait dengan peristiwa itu, mantan Juru Bicara Militer, Ahmad Yani Basuki yang saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel mengatakan bom itu meledak kuat pada pukul 10:20 malam saat konser berlangsung di Peureulak, Aceh Timur.

Basuki sempat menuding bahwa serangan tersebut dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Namun hal itu dibantah oleh Komandan GAM, Ishak Daud.

"Kami tidak pernah menargetkan warga sipil karena mereka adalah orang-orang kami," kata Daud.

Baca juga artikel terkait SERANGAN TERORIS atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto