tirto.id - Israel telah meluncurkan serangan ke jalur Gaza sebagai balasan atas serangan roket pada hari Senin (25/3/2019) dini hari.
Serangan tersebut dilakukan beberapa jam setelah roket dari Gaza menghatam sebuah rumah di utara Tel Aviv yang melukai 7 anggota keluarga. Roket udara dari Palestina ini tercatat yang paling jauh masuk ke wilayah Israel.
Target utama dalam serangan balik Israel ini adalah kantor pemimpin Hamas, dan gedung berlantai lima di pusat kota Gaza yang dikabarkan sebagai kantor keamanan dalam negeri Hamas.
“Israel menanggapi dengan paksa agresi sewenang-wenang ini, kami akan melakukan apa pun yang harus kami lakukan untuk membela rakyat kami dan mempertahankan negara kami”. kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih, Washington, dalam konferensi persnya yang dilansir seperti yang AP News.
Sebelum melakukan serangan, Israel Defense Forces (IDF) mengerahkan dua brigade tambahan ke wilayah bagian selatan Israel dan memulai apa yang disebut sebagai "cadangan" yang sangat terbatas.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengabarkan sebanyak tujuh orang cedera dalam serangan balik Israel di kota Gaza.
Melansir dari AP News, Militer Israel mengatakan kurang lebih 30 roket telah ditembakkan ke Israel dari Gaza, ketika sirene serangan udara terdengar di daerah selatan Israel pada Senin malam (25/3/2019).
Militer Israel juga telah membalas dengan 15 serangan roket udara hingga hari selasa (26/3/2019) ke markas Hamas dan rumah kelompok Jihad Islam disana.
Para pejabat Hamas mengatakan, gencatan senjata Israel di Gaza mendapatkan bantuan dari Mesir sebagai penengah, namun Israel tidak mengomentari klaim tersebut.
"Upaya-upaya Mesir berhasil dengan gencatan senjata antara pendudukan dan faksi-faksi perlawanan," kata jurubicara Hamas, Fawzi Barhoum diwartakan Aljazeera.
Juru bicara Hamas, Abdullatif al-Kanoo, ketika ditanya apakah Hamas bertanggung jawa atas peluncuran roket di Israel oleh awak media disana mengatakan “Israel terus memaksakan pengepungan yang melumpuhkan di Jalur Gaza dan mempraktikkan semua jenis agresi terhadap Palestina."
Abdullatif al-Kanoo melanjutkan, "Oleh karena itu, pendudukan Israel harus menanggung konsekuensi dari tindakannya terhadap rakyat kita di Gaza dan Tepi Barat dan juga di Yerusalem. Hamas tidak akan membiarkan rakyat kita tidak terganggu, perlawanan akan menyerang kembali jika diperlukan.”
“Pengeboman Israel di Jalur Gaza saat ini mencerminkan sifat kriminalnya. Perlawanan Palestina tidak akan membiarkan pendudukan menindas rakyatnya.” Lanjutnya.
Konflik yang sudah terjadi antara Israel dan Hamas yang sudah melakukan perang sebanyak 3 kali belum ada titik tengah atau penyelesaian sampai saat ini.
Editor: Agung DH