Menuju konten utama

Iran Sebut Rencana Pembekuan Produksi Minyak Sebagai 'Leluco

Iran, negara yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar kedua di dunia, menyebut rencana pembekuan produksi dua produsen utama Arab Saudi dan Rusia sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, kantor berita ISNA melaporkan.

Iran Sebut Rencana Pembekuan Produksi Minyak Sebagai 'Leluco
Ilustrasi negara Iran sebagai penghasil minyak. GAMBAR/SHUTTERSTOCK

tirto.id - Iran, negara yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar kedua di dunia, menyebut rencana pembekuan produksi dua produsen utama Arab Saudi dan Rusia sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, kantor berita ISNA melaporkan.

“Beberapa negara tetangga telah meningkatkan produksi mereka selama bertahun-tahun menjadi 10 juta barel per hari dan mengekspornya, namun kemudian [mereka] mengatakan mari kita semua membekukan produksi minyak kita,” kata Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh.

“Mereka membekukan produksi pada 10 juta barel per hari, sementara kami membekukan [produksi] pada satu juta barel per hari. Ini adalah lelucon yang sangat lucu.”

Iran telah meningkatkan produksinya sejak lahirnya kesepakatan antara negara tersebut dengan kekuatan Barat yang mengakhiri sanksi atas program nuklir kontroversialnya.

Lebih lanjut, Zanganeh menanggapi pengumuman pembekuan tersebut dengan mengatakan bahwa “ada ruang untuk diskusi” tetapi Iran “tidak akan melepaskan” pangsa pasarnya.

Sebelumnya, dalam usaha untuk menstabilkan pasar yang kelebihan pasokan minyak, Rusia dan beberapa anggota Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC), yaitu Arab Saudi, Venezuela dan Qatar, mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan awal untuk membekukan produksi pada level Januari, dengan syarat produsen besar minyak yang lain juga mengikuti kesepakatan tersebut.

Berita itu memicu harapan bahwa pasar akan stabil setelah hampir tenggelam ke harga terendah dalam 13 tahun terakhir karena melimpahnya pasokan minyak pada pekan lalu, namun mengecewakan pihak-pihak yang hanya mengharapkan pengurangan produksi.

Sebelumnya, Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio Del Pino mengatakan bahwa ia dan Mohammed bin Saleh Al Sada, Presiden OPEC, akan bertemu pada hari Rabu (17/2/2016) dengan rekan-rekan mereka dari Irak dan Iran di Teheran untuk membahas usulan pembekuan produksi.

Baca juga artikel terkait ARAB SAUDI atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara