tirto.id - Iran menyatakan bahwa pasukan keamanannya pada Sabtu (10/6/2017) waktu setempat, telah membunuh dalang serangan ganda di parlemen Teheran, yang menewaskan 17 orang. Langkah itu diambil sebagai upaya memperketat keamanan Iran sekaligus untuk mencegah kemungkinan terjadi aksi lainnya.
Sebelumnya, kelompok IS telah mengaku bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri dan serangan senjata di parlemen dan makam pendiri Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pada Rabu (7/6/2017).
"Dalang dan komandan utama serangan teroris terhadap parlemen dan makam Ayatollah Khomeini terbunuh hari ini oleh pasukan keamanan," kata Menteri Intelijen Mahmoud Alavi seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim, yang dilansir Antara, Minggu (11/6/2017).
Pada bulan lalu, Alavi mengatakan, kementeriannya hampir setiap hari menemukan dan menghancurkan "kelompok teroris". Namun, pihaknya belum menyiarkannya untuk menghindari penyebaran ketakutan di kalangan masyarakat.
Sementara itu, pihak berwenang Iran juga telah menangkap tujuh orang tersangka, atas keterlibatan mereka membantu gerilyawan dalam melakukan serangan, demikian kata pejabat pengadilan pada Sabtu.
Ahmad Fazelian, seorang pejabat peradilan provinsi, mengatakan bahwa tujuh orang dicurigai "memberikan dukungan untuk kelompok teroris", ditahan di Fardis, sekitar 50 kilometer sebelah barat Teheran.
Sebagai informasi, pada Jumat (9/6/2017), pihak berwenang sebelumnya telah mengumumkan penangkapan 41 tersangka terkait dengan serangan kembar Teheran.
Secara terpisah, kepala pengadilan di provinsi Fars mengatakan tujuh orang yang ditahan di daerah Larestan selatan, kemungkinan memiliki hubungan dengan kelompok IS, menurut laporan kantor berita ISNA pada Sabtu.
Kepolisian Teheran mengatakan bahwa mobil yang digunakan pelaku serangan pada Rabu, telah ditemukan pada Sabtu di pusat kota.
"Para teroris pertama-tama pergi dengan mobil menuju bangunan makam dan menurunkan dua orang di antara mereka di sana, selanjutnya pergi menuju pusat kota untuk menyerang parlemen," kata polisi dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media setempat.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari