Menuju konten utama

Iran: AS Bertanggung Jawab atas Ketegangan di Teluk Persia

Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran kian memanas.

Iran: AS Bertanggung Jawab atas Ketegangan di Teluk Persia
(Ilustrasi) Pesawat tempur Angkatan Laut F18 Amerika Serikat diparkir di geladak kapal induk USS Carl Vinson. ANTARA FOTO/REUTERS/Erik De Castro.

tirto.id - Iran membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa kapalnya mengganggu kapal perang AS yang melintas di Selat Hormuz. Irak juga menyatakan bahwa Washington harus bertanggung jawab atas ketegangan di jalur utama pengiriman minyak itu.

"Kami menekankan bahwa Amerika harus bertanggung jawab atas kegelisahan di Teluk Persia, dan kembali memperingatkan bahwa militer AS harus mengubah perilakunya," kata Kepala Deputi Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri, seperti dikutip Antara, Minggu (26/3/2017).

Jazayeri menyatakan klaim AS mengenai konfrontasi di wilayah Teluk berdasarkan pada "laporan palsu atau adanya motif tersembunyi" yang salah.

Komandan Angkatan Laut AS sebelumnya menuduh Iran bertindak membahayakan pelayaran internasional dengan "mengganggu kapal perangnya yang melintas di Selat Hormuz dan menyatakan insiden selanjutnya bisa berakhir dengan kesalahpahaman dan memicu konflik bersenjata."

Hal itu terkait dengan pertemuan kapal-kapal dari Angkatan Laut Iran dengan kapal AS yang sedang berlayar menuju bagian utara Teluk untuk ikut serta dalam serangan udara yang dipimpin AS dalam melawan militan ISIS di Irak dan Suriah.

Itu merupakan kali pertama kapal induk AS memasuki jalur pelayaran sempit tempat 30 persen ekspor minyak dunia melintas sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari yang berjanji bersikap keras ke Iran.

Peristiwa tersebut menegaskan peningkatan ketegangan antara AS dan Iran sejak pemilihan Trump sebagai Presiden AS, yang menyalahkan kesepakatan nuklir yang dibuat pada masa Presiden Barack Obama dan pemimpin dari lima negara-negara kuat lainnya untuk menekan Teheran dan memberi label negara Republik Islam itu sebagai "negara teroris nomor satu."

Baca juga artikel terkait IRAN atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora