tirto.id - Ahli gizi dari Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono, mengimbau supaya orang tua memiliki strategi-strategi tertentu untuk mendampingi anaknya dalam berpuasa.
Ia menyarankan supaya, saat berbuka puasa, orang tua memberikan asupan cairan dan camilan yang manis kepada anaknya. Jenis makanan ini berguna untuk mengganti kekurangan cairan tubuh dan kadar gula yang rendah.
"Sementara saat sahur, usahakan menu hidangan yang mudah dicerna seperti sup atau soto lengkap," jelasnya di Jakarta, Jumat, (10/06/2016). Ia juga meminta supaya orang tua merancang menu buka dan sahur yang bisa menarik selera makan anak mereka.
Wanita yang akrab disapa Tati ini menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan berarti bagi jenis-jenis makanan yang disajikan saat puasa.
"Tidak ada perbedaan jenis makanan pada saat berpuasa atau tidak. Perhatikan asupan cairan dan serat untuk mencegah anak sulit buang air besar," ujarnya.
Di sisi lain, jenis makanan dan camilan yang dihidangkan kepada anak haruslah tetap bernilai gizi tinggi.
"Intinya, pemenuhan energi dan gizi anak tidak ada yang berbeda antara saat berpuasa maupun tidak. Hanya waktunya saja yang disesuaikan yaitu dari maghrib sampai waktu sahur," tuturnya.
Pada saat tidak berpuasa, pemenuhan energi dan gizi anak bisa dibagi melalui asupan makanan dan minuman sepanjang hari untuk tiga kali makan utama dan dua atau tiga kali selingan.
Pada saat berpuasa, pemenuhan energi dan gizi dapat dibagi melalui dua kali makan utama dan dua kali selingan dengan jadwal yang berbeda dari maghrib sampai waktu sahur. (ANT)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra