tirto.id - Di tengah konflik Israel-Palestina, beredar video berisi klaim tentang Inggris yang mencabut kemerdekaan Malaysia. Narasi tersebut salah satunya diunggah di akun Facebook “Yunji Akasa” pada Selasa (31/10/2023). Pengunggah juga menyebut Inggris bakal melancarkan serangan ke Malaysia.
"Anwar Ibrahim menganggap tindakan Israel adalah tabiat gila dan tidak berperikemanusiaan. Sedangkan menanggapi ancaman Inggris yang disampaikan media London seiring pernyataan keras Anwar Ibrahim terhadap Israel adalah keputusan Inggris untuk memutus hubungan bilateral dengan Malaysia," begitu narasi unggahan berbentuk video tersebut.
Dalam video itu terlihat sejumlah pemimpin dunia, mulai dari Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, hingga PM Malaysia Anwar Ibrahim.
Per Jumat (3/11/2023), unggahan ini sudah ditonton 963 kali, serta mendapat 8 komentar dan 16 reaksi emoji.
Video dengan klaim yang sama juga beredar di Instagram, beberapa di antaranya dapat dilihat di unggahan ini dan di ini.
Lantas, benarkah Inggris mencabut kemerdekaan Malaysia terkait sikapnya terhadap konflik Israel-Palestina?
Penelusuran Fakta
Usai menyaksikan video berdurasi 1 menit 13 detik itu, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci " Inggris mencabut kemerdekaan Malaysia". Hasilnya, tak ada sumber media kredibel yang mengonfirmasi klaim.
Kami lalu mengambil tangkapan layar beberapa keyframe video dan menyalinnya ke mesin pencarian gambar Yandex. Dari penemuan Tim Riset Tirto,footage dalam video juga tidak mendukung kebenaran klaim.
Cuplikan pertama yang menunjukkan PM Inggris Rishi Sunak sedang berpidato identik dengan video unggahan kanal YouTube The Guardian pada 18 Oktober 2023.
Video itu berisi perkataan Rishi Sunak kepada anggota parlemen bahwa pemerintah (bersama sekutu) bekerja secara independen untuk mencari tahu apa yang terjadi di Gaza. Ia menekankan, pemerintah tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum mengetahui fakta yang terjadi di lapangan.
Sementara itu, cuplikan video yang memperlihatkan PM Malaysia Anwar Ibrahim diambil dari rekaman sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-78 yang tayang di kanal YouTube United Nations pada 22 September 2023.
Ibrahim saat itu mengatakan pihaknya secara tegas mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina. Ia juga menyinggung tentang okupasi di Palestina yang menurutnya melanggar hukum internasional.
Untuk diketahui, Malaysia merupakan negara merdeka yang tidak berada di bawah Inggris. Mengutip situs pemerintah Malaysia, pada tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis dan menandai awal mula era kolonial di Malaya.
Setelah itu, Malaya jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1641 dan Inggris pada tahun 1824 melalui Perjanjian Inggris–Belanda. Penjajahan Inggris dikatakan merupakan yang paling lama dibandingkan dengan penjajahan lainnya.
Malaysia saat ini masih sebagai anggota Persemakmuran Inggris, sebagaimana dapat dilihat di laman Commonwealth.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, Tirto tidak menemukan sumber media kredibel yang mengonfirmasi kebenaran klaim.
Hasil penelusuran gambar Yandex menunjukkan cuplikan dalam video tidak memuat informasi tentang adanya pencabutan kemerdekaan Malaysia.
Malaysia merupakan negara merdeka yang pemerintahannya tidak berada di bawah Inggris. Saat ini Malaysia masih tercatat sebagai anggota Persemakmuran Inggris.
Dengan demikian, narasi yang beredar di jagat maya tentang Inggris cabut kemerdekaan Malaysia itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id
Editor: Shanies Tri Pinasthi