tirto.id - Banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kota Pekalongan, Jawa Tengah belum surut sampai Selasa, 9 Februari 2021. Data BPBD Kota Pekalongan menunjukkan, sampai hari ini, total ada 4.240 warga yang harus mengungsi karena banjir.
Ribuan warga itu berasal dari 3 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Utara. Mereka merupakan penduduk dari 12 kelurahan di Kota Pekalongan, demikian data yang dilansir akun instagram resmi Pemkot Pekalongan pada Selasa malam (9/2/2021).
Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Kelurahan Tirto (1.028 jiwa), Kelurahan Klego (1.001 jiwa), dan Kelurahan Krapyak (528 jiwa).
Banjir tidak hanya merendam wilayah permukiman di Kota Pekalongan. Sebanyak 150 dari 247 warga binaaan Lapas Kelas IIA Pekalongan juga harus dievakuasi ke Rutan Kelas II A Pekalongan dan Rutan Kelas IIB Batang. Evakuasi dilakukan setelah banjir merendam hampir seluruh blok di Lapas Pekalongan terendam banjir dengan ketinggian 50 cm, sejak 8 Februari kemarin.
Pemkot Pekalongan sudah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir hingga 2 pekan ke depan. Penetapan status tanggap darurat dilakukan melalui penerbitan SK yang diteken Walikota Pekalongan Saelany Machfudz pada tanggal 7 Februari lalu.
"Dengan kejadian banjir yang kembali menggenangi Kota Pekalongan akibat curah hujan tinggi dan meluapnya beberapa sungai ke permukiman, pada hari Kamis malam 7 Februari 2021 kami bersama jajaran Forkopimda telah melakukan rapat koordinasi penanganan banjir," kata Saelany, seperti dilansir laman Pemkot Pekalongan.
"Menyusul hal tersebut, kami tetapkan bahwa Kota Pekalongan dalam status tanggap darurat bencana banjir terhitung mulai kemarin 7 Februari 2021 hingga 20 Februari 2021 dan sudah kami terbitkan melalui SK agar lebih leluasa dalam penanganannya terutama dalam masalah persiapan pendanaan dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi," tambah dia.
Dengan penetapan status tanggap darurat bencana tersebut, Pemkot Pekalongan akan membiayai penanganan banjir pada Februari 2021 dengan memanfaatkan dana cadangan senilai Rp1,5 Milliar.
"Dana cadangan semula total Rp3 Miliar yang dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19 dan refocussing lainnya. Sisanya Rp1,5 Miliar akan kami keluarkan bertahap untuk kebutuhan makanan dan kesehatan, serta perbaikan infstruktur mana saja yang harus ditangani," dia menjelaskan.
Banjir di Kota Pekalongan mulai terpantau sejak 5 Februari 2021. Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha mengatakan hujan deras sempat terus terjadi dalam 3 hari.
"Hujan deras yang terjadi sejak Jumat malam (5/2) hingga Senin (8/2) menyebabkan jumlah pengungsi terus bertambah karena rumah mereka terendam banjir. Sudah ada 2.882 warga mengungsi," kata Dimas pada Senin kemarin (8/2/2021), dikutip dari Antara.
Kata Dimas, BPBD Kota Pekalongan sudah menyiapkan 43 tempat pengungsian bagi para korban banjir dan dapur umum di sejumlah lokasi.
Banjir pun melanda wilayah Kabupaten Pekalongan. Hingga Selasa (9/2/2021), banjir di Kabupaten Pekalongan belum menunjukkan tanda-tanda surut, sementara intensitas hujan yang masih tinggi membuat area terendam semakin meluas. Laporan Antara menyebutkan, hingga hari, tercatat ada 1.732 orang yang harus mengungsi akibat banjir di Kabupaten Pekalongan.
Salah satu kawasan yang terendam banjir adalah Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Di desa ini, ratusan warga sudah mengungsi karena permukimannya terendam air setinggi 50 cm sampai 1 meter. Banjir di desa itu, menurut keterangan warga, sudah terjadi sejak 5 hari lalu.
Editor: Agung DH