tirto.id - Qatar diduga akan mengalami kenaikan inflasi menyusul diputusnya hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir. Hal ini disebabkan nilai impor Qatar dari Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir selama tahun lalu 2016 berjumlah sekitar 18 miliar riyal Qatar. Angka ini mencapai sekitar 85% dari total impor Qatar dari negara-negara Arab, terhitung sekitar 15% dari total impor global.
Sebuah analisis yang dipublikasikan di surat kabar Al Eqtisadiah, sebagaimana dikutip Al Arabiya, Rabu (7/6/2017), memprediksi bahwa inflasi di Qatar akan meningkat secara signifikan karena penutupan satu-satunya rute transportasi darat oleh Arab Saudi, serta penutupan jalur transportasi udara dan air oleh Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir.
Analisis tersebut menghubungkan fakta bahwa Doha harus berpikir mencari pasar alternatif untuk memenuhi kekurangan impor oleh keempat negara.
Hal ini akan meningkatkan biaya impor, yang akan tercermin pada kenaikan inflasi secara signifikan, terutama bagi orang asing yang bekerja di Qatar, yang upahnya lebih rendah dari upah Qatar.
85% populasi di Qatar ekspatriat dari sekitar 2,6 juta orang akan menderita akibat inflasi ini.
Ekspor Qatar ke empat negara di Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir pada tahun 2016 berjumlah sekitar QR 20,4 miliar, menyumbang sekitar 83% dari total ekspor Qatar ke negara-negara Arab, ditambah sekitar 10% dari ekspor internasional Qatar selama tahun 2016.
Senin kemarin, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dan semua hubungan darat dan udara dengan negara bagian Teluk Arab Qatar. Keempat negara itu menuduh Qatar merusak kestabilan wilayah. Mereka juga mengatakan Qatar mendukung kelompok teroris.