tirto.id - Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) akan menggelar Indonesia International Book Fair (IIBF) pada 4-8 September 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Hal ini menjadikan IIBF 2019 sebagai gelaran ke-39 setelah diadakan pertama kali pada 1980.
Pada awalnya, IIBF belum melibatkan internasional dalam pengadaannya. Hingga kemudian untuk menjangkau peminat yang lebih luas, nama IBF diubah menjadi IIBF, pada 2014. Hal ini disusul dengan kedatangan Arab Saudi sebagai negara tamu pertama dalam IIBF, yang kemudian dilanjutkan oleh Korea Selatan pada 2015, dan Malaysia pada 2016.
Ketua IIBF 2019, Djadja Subagja saat meluncurkan acara IIBF pada Rabu (6/3/2019) mengatakan, IIBF menargetkan hingga 25 negara dapat berkontribusi dalam gelaran pameran buku internasional milik Indonesia ini.
Lebih lanjut lagi, Djadja Subagja mengatakan, ke 25 negara ini tak hanya datang sebagai tamu saja, melainkan memiliki hak untuk mengikuti Indonesia Rights Fair, yaitu sebuah wadah dan ajang jual beli antarpenerbit dari berbagai penerbitan di berbagai negara. Dalam ajang ini antarpenerbit bisa saling menjual hak cipta buku pada penerbit lain dalam 25 negara tersebut.
"IIBF akan diisi oleh penerbit lokal dan penerbit mancanegara, sehari sebelum diresmikan, sudah ada lima penerbit dari luar negeri yang mendaftar," kata Djaja, seperti dikutip Antara News.
Sementara untuk penerbit lokal, mereka bisa mendaftrakan hak buku mereka tanpa perantara dan tidak perlu mengeluarkan uang.
"Mereka tidak dipungut bayaran. Para penerbit juga tidak harus anggota IKAPI, semua boleh berpartisipasi," lanjut Djadja.
Untuk gelaran IIBBF pada tahun ini, Ikapi mengusung tema “Empowering Creative People in a Creative Way” yaitu memberdayakan insan kreatif secara kreatif. Hal ini bertujuan supaya industri kreatif dapat lebih banyak mendapat perhatian yang dapat berpengaruh kepada ekspansi industri kreatif Indonesia secara keseluruhan.
Dalam acara itu, juga akan berlangsung agenda lain seperti Ikapi Award, talkshow, meet and greet, lomba tari daerah, wisata literasi, dan kompetisi antarsekolah. Selain itu, IIBF juga menyediakan Zona Kalap, yaitu ajang penjualan buku-buku dengan diskon besar-besaran dari berbagai penerbit yang berafiliasi dengan IIBF.
"Diharapkan penerbit dalam negeri dapat berinteraksi dengan peserta luar negeri dan mengembangkan diri,’’ ujar Djadja.
Ketua Umum Ikapi, Rosidayati Rozalina mengatakan saatnya Indonesia menyelenggarakan pameran buku dunia.
“Jangan hanya jadi tamu yang mempesona di negara lain, tapi juga memiliki acara sendiri,” kata dia, seperti dilansir situs web Ikapi.
Indonesia berkali-kali menjadi pusat perhatian di pameran buku internasional, antara lain menjadi guest of honor di Frankfurt Book Fair 2015 dan market focus country di London Book Fair 2018.
Penulis: Wisnu Amri Hidayat
Editor: Dipna Videlia Putsanra