tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisyaratkan perburuan medali emas kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 belum berakhir. Sementara ini Indonesia telah memperoleh total 66 medali (22 emas, 16 perak, 28 perunggu).
“Perburuan medali masih berlangsung sampai sepekan mendatang,” tulis Presiden Jokowi, seperti dikutip Sekretariat Kabinet pada Selasa (28/8/2018).
Menurut Jokowi, atlet-atlet Indonesia masih berjuang di cabang-cabang olahraga untuk mengharumkan nama bangsa.
Perolehan medali Indonesia telah melampaui target berada di 10 besar dengan raihan 17 medali emas. Kontingen Indonesia masih berkesempatan menambah torehan medali emas di Asian Games 2018.
Peluang mendapat tambahan satu medali emas sudah di depan mata. Medali emas akan diraih kontingen Indonesia dari cabang olahraga bulutangkis nomor ganda putra perorangan, di mana dua pasangan terbaik Indonesia, yaitu Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Fajar Alfian/Rian Ardianto akan saling berhadapan untuk menjadi yang terbaik.
Peluang menambah medali emas juga digenggam pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie yang akan berhadapan dengan pebulutangkis asal Cina Taipei, Chou Tien Chen, dalam babak final yang akan digelar siang ini, Senin (28/8/2018).
Dari cabang olahraga beregu, tim sepak takraw Indonesia juga berpotensi mendapat medali emas dalam final regu putra melawan Malaysia, di Jakabaring, Palembang, pagi ini.
Sebelumnya kontingen Indonesia telah menambah pundi-pundi medali emasnya melalui cabang olahraga panjat tebing.
Medali emas ke-21 bagi Indonesia dipersembahkan oleh tim beregu putri dalam nomor Women’s Speed Relay, di SC Sport Climbing, Palembang, Senin (27/8/2018) malam.
Tim beregu putri Indonesia yang terdiri atas Aries Susanti Rahayu, Puji Lestari, Rajiah Sallsabillah dan Fitriyani, berhasil mengalahkan tim beregu putri asal China.
Muhammad Hinayah, Alfian Muhammad Fajri, dan Abu Dzar Yulianto mempersembahkan medali emas ke-22 usai mengalahkan rekan senegaranya, Aspar, Sabri, Alfian Muhammad Fajri (perak) di final nomor estafet putra.
Editor: Dipna Videlia Putsanra