Menuju konten utama

Indonesia Cari Pasar Baru Bila AS Jadi Proteksionis

Indonesia sedang bersiap menghadapi kemungkinan munculnya kebijakan dagang yang proteksionis dari pemerintah Amerika Serikat di era Donald Trump

Indonesia Cari Pasar Baru Bila AS Jadi Proteksionis
Donald Trump di dalam pesawat jet pribadinya. FOTO/Andrew Milligan.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan Indonesia sudah bersiap menghadapi kemungkinan perubahan arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) menjadi proteksionis di era kepemimpinan Donald Trump.

Salah satu solusi alternatif ialah dengan mencari pasar-pasar baru untuk mengantisipasi risiko penurunan ekspor apabila AS memberlakukan kebijakan dagang proteksionis. Sri optimistis pasar alternatif masih banyak.

"Apabila Presiden Trump melakukan upaya proteksionisme yang kemudian menutup pasarnya maka ini juga perlu diwaspadai Indonesia. Maka nanti kami akan lihat saja, tetapi secara umum Indonesia memiliki banyak pilihan pasar yang lain," kata Sri seusai memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Bali pada Jumat (20/1/2017) seperti dikutip Antara.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan Kementerian Keuangan juga akan terus memantau kebijakan-kebijakan baru di era Trump terkait sektor fiskal di AS.

Sri mencontohkan, apabila Trump mengambil kebijakan fiskal untuk mendorong APBN menjadi motor infrastruktur, maka ekonomi AS diprediksi akan menguat. Implikasinya ialah angka permintaan barang dan jasa dari AS akan meningkat.

"Itu mungkin positif bagi Indonesia," ujar dia.

Selain itu, kerja sama positif dari sisi prospek perekonomian di AS juga akan menjadi perhatian sebagai salah satu faktor yang bisa memberi pengaruh kepada Indonesia atau tidak sama sekali.

Sebelumnya, sejumlah analisis yang diterbitkan oleh Bank Dunia dan IMF juga mengingatkan bahwa pemberlakuan proteksionisme perdagangan AS, seperti yang dijanjikan oleh Trump di kampanyenya, berpotensi memicu pelambatan ekonomi dunia. Padahal, perekonomian global kini baru mulai pulih setelah melambat di semester awal 2016.

Dampak paling mengkhawatirkan ialah proteksionisme Trump akan memicu perang dagang antara negara-negara raksasa ekonomi di dunia. Indikasi itu, kini terus menguat.

Misalnya, tabloid milik pemerintah Cina, Global Times baru-baru ini telah memperingatkan bahwa meski AS memiliki ekonomi yang lebih kuat, China akan melakukan perlawanan hebat bilai terjadi perang dagang.

Tabloid itu menulis di editorialnya, "Ada beberapa kasus dalam sejarah modern di mana hanya ada satu pihak yang menyerah dalam perang dagang, selebihnya, kedua pihak (dalam perang dagang) akan berakhir dengan saling berkompromi. Bagaimana tim Trump bisa percaya bahwa China akan menyerah tanpa membalas?"

Tanggapan Global Times muncul setelah kandidat menteri perdagangan AS, yang juga milyarder, Wilbur Ross, di depan senat AS, mengkritik praktik dagang Cina dan berjanji akan memeranginya dengan segala cara.

Baca juga artikel terkait PROTEKSIONISME atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom