Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

India Tingkatkan Keamanan di Himalaya Usai Bentrok dengan China

Keamanan di perbatasan Himalaya ditingkatkan usai perang tahun lalu yang menewaskan 20 tentara India dan 4 tentara China.

India Tingkatkan Keamanan di Himalaya Usai Bentrok dengan China
Tentara India mengikuti sesi yoga tertawa saat berlatih untuk parade Hari Republik di pagi hari musim dingin di New Delhi, India, Kamis (11/1/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

tirto.id - India meningkatkan pertahanan keamanannya di perbatasan Himalaya setelah bentrok dengan China setahun lalu. Perbatasan gunung berbahaya itu telah lama menjadi titik bentrok antara kedua negara.

Aljazeera melaporkan, ketegangan antara kedua negara kembali menyala sejak pertengahan tahun 2020 lalu, ketika pasukan dari kedua negara bertempur di sepanjang perbatasan. Setidaknya, perang itu menewaskan 20 tentara India dan 4 tentara China.

Kedua negara juga secara rutin mengirimkan patroli ke daerah-daerah yang diklaim atau dikendalikan oleh pihak lain. Sedangkan India juga menuduh China membangun pemukiman permanen di dekat perbatasan.

“Kami telah mengamati beberapa pembangunan infrastruktur di pihak China,” kata Letnan Jenderal Manoj Pande.

“Itu telah menyebabkan [lebih banyak] jumlah pasukan yang sekarang ditempatkan atau ditempatkan di sana.”

Atas hal itu, India pun menanggapinya dengan meningkatkan pertahanannya di Arunachal Pradesh, mengerahkan rudal jelajah, howitzer, helikopter angkut dan pesawat tak berawak yang dibangun di Israel.

Menilik Sejarah Perbatasan Himalaya

Bangkok Post melaporkan, Arunachal Pradesh adalah tempat yang melintasi sisi lain Himalaya dari Tibet. Mereka berbagi warisan budaya Buddhis yang sama dengan tetangga utaranya.

Pada tahun 1959, Dalai Lama melarikan diri melalui negara bagian itu setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China di tanah airnya. Sejak itulah ia tinggal di India.

Di sisi lain, China juga mengklaim kalau mereka yang memiliki Arunachal Pradesh (yang juga disebut Tibet Selatan), dan secara singkat menduduki sebagian besar wilayah itu, tiga tahun setelah kepergian Dalai Lama, dalam perang singkat yang berdarah.

Baru-baru ini, para pejabat di wilayah itu mengatakan, bentrok antara China dan India pada tahun 2020 lalu telah membuat satu keputusan yang mendesak untuk memperkuat kehadiran militer di perbatasan itu, apalagi setelah terjadi pembicaraan sia-sia dengan Beijing.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan India mengatakan, negaranya telah melakukan uji coba rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir hingga 5.000 km. Media menyebut, uji coba itu adalah "sinyal keras" ke China karena kedua negara masih berada dalam pertengkaran perbatasan.

Baca juga artikel terkait KONFLIK CHINA-INDIA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya