Menuju konten utama

INDEF: Target Pertumbuhan Ekonomi Terhambat Sektor Konsumsi

Ekonom INDEF menilai sektor konsumsi menjadi salah satu penghambat di balik pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan.

INDEF: Target Pertumbuhan Ekonomi Terhambat Sektor Konsumsi
Pedagang berjualan sayur dan kebutuhan pokok di pasar tradisional Peunayong, Banda Aceh, Jumat (1/2/2019). ANTARA FOTO/Ampelsa.

tirto.id - Ekonom Institute of Development Economics and Finance (Indef), Abdul Manap mengatakan sektor konsumsi menjadi salah satu penghambat di balik pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan. Penyebabnya, menurut Manap, tergambar dari besarnya nilai inflasi menurut komponen volatile (mudah bergejolak).

Menurut data BPS, saat inflasi umum pada tahun 2018 berada di angka 3,13 persen, nilai inflasi volatile mencapai 3,39 persen. Menurutnya, hal ini menjadi cerminan bahwa masyarakat masih sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pernyataan Manap tersebut sejalan dengan penjelasan Kepala BPS, Suhariyanto yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,17 persen ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Pasalnya, selama tahun 2018, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 2,74 persen. Padahal pada tahun 2017, nilainya mampu mencapai 5,05 persen.

“Kalau ekonomi mau tumbuh lebih tinggi, di konsumsi rumah tangga inflasi ya harus rendah. Inflasinya udah lumayan rendah tapi volatile tinggi,” ucap Manap ketika dihubungi reporter Tirto pada Kamis (7/2/2019).

Manap mengatakan pada dasarnya saat ini perlambatan ekonomi dunia masih terus berlangsung. Karena itu, ia mengamini ketika faktor eksternal memang sedang tidak mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada saat yang sama anjloknya pertumbuhan sektor konsumsi ini juga seakan memperburuk keadaan. Pasalnya, ketika pertumbuhan ekonomi tidak dapat disandarkan pada faktor eksternal, maka akan bergantung pada faktor domestik. Dalam hal ini, konsumsi rumah tangga sebagai salah satu penopang dominan dalam struktur ekonomi Indonesia.

“Kerja ekonomi internasional tidak membaik. Kita aja defisit neraca perdagangan 8,6 miliar dolar AS. Jadi kembali lagi ke tumpuan konsumsi rumah tangga,” ucap Manap.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri