tirto.id - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) bakal mengeluarkan dana sebesar 3,85 miliar dolar AS untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) dan 100 persen saham Freeport McMorran, Inc (FCX) di PT Indocopper Investama. Keputusan itu telah tertuang dalam pokok-pokok perjanjian (head of agreement) yang dilakukan antara Inalum dengan Freeport McMorran, Inc.
Adapun pembelian tersebut dilakukan guna menambah kepemilikan Inalum di PT Freeport Indonesia menjadi sekitar 51,38 persen, dari yang sebelumnya hanya sebesar 9,36 persen. Menurut rencana, para pihak akan menyelesaikan perjanjian jual beli ini sebelum akhir 2018.
“Setelah head of agreement ini, ada beberapa hal yang akan kita selesaikan. Kalau struktur transaksi dan harga sudah dikunci,” kata Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Rini Soemarno seusai acara penandatanganan pokok-pokok perjanjian divestasi saham PTFI di Kementerian Keuangan, Jakarta pada Kamis (12/7/2018) sore.
Setelah ini, kata Rini, pemerintah bakal mengadakan perjanjian pembentukan perusahaan patungan (joint venture agreement). “Perjanjian tersebut akan didetailkan, lalu setelah final, kita langsung tanda tangan dan bayar,” ungkap Rini.
Apabila urusan pembayaran sebesar 3,85 miliar dolar AS itu sudah diselesaikan, maka IUPK OP (Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi) untuk PT Freeport Indonesia akan segera diterbitkan. Rini menyebutkan bahwa IUPK OP tersebut bakal dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan.
Masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menargetkan transaksi dana sebesar 3,85 miliar dolar AS tersebut bakal selesai dalam kurun waktu dua bulan. Untuk sumber pendanaannya sendiri, Budi enggan berkomentar banyak. Ia hanya menyebutkan ada 11 bank yang telah siap untuk ikut mendanai proses divestasi saham.
Budi lantas menyebutkan bahwa posisi cash yang dimiliki Inalum dan holding minyak dan gas (migas) BUMN ada sekitar 1,5 miliar dolar AS. “Nantinya untuk ke Rio Tinto sebesar 3,5 miliar dolar AS dan ke FCX sebesar 350 juta dolar AS,” ucap Budi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto