tirto.id - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi bakal meningkat secara bertahap dalam jangka waktu menengah. Dengan didorong permintaan domestik yang kuat dan tingkat inflasi yang terjaga, IMF menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berada di level 5,6 persen.
Kendati demikian, IMF mengatakan bahwa bauran kebijakan jangka pendek harus dilakukan secara bertahap untuk melindungi pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas.
“Dari sisi IMF, mereka akan melihat pada bagaimana negara menjaga pertumbuhan ekonomi. Indonesia menjaga pertumbuhan ekonominya, dan pada saat yang sama juga ingin menjaga stabilitas APBN [Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara] kita,” kata Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta pada Rabu (7/2/2018).
Oleh karena itu, Sri Mulyani menginginkan agar perekonomian Indonesia lebih berada pada titik seimbang. “Kalau IMF punya pandangan yang lebih rileks, ya silakan saja. Tapi Indonesia dengan defisit financing lebih rendah dan keinginan kita buat primary balance lebih kecil itu tujuannya menciptakan fiscal buffer,” ucap Sri Mulyani.
Menkeu sendiri memiliki alasan dalam pengambilan keputusan tersebut. Menurut Sri Mulyani, situasi perekonomian Indonesia tidak selalu mudah sehingga perlu adanya ruang untuk intervensi apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga dari eksternal.
IMF pun mengingatkan agar pemerintah lebih mewaspadai sejumlah risiko domestik, seperti halnya kekurangan pajak dan kebutuhan pembiayaan fiskal yang lebih besar karena suku bunga yang relatif lebih tinggi. Pendanaan eksternal juga dipandang cukup berbahaya.
Pada kesempatan yang lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai perekonomian negara yang membaik merupakan dampak dari kondisi makroekonomi yang terjaga sehingga risiko sistemik dapat dikendalikan.Agus sendiri mengatakan hasil assessment yang belum lama ini dikeluarkan IMF membuktikan bahwa perekonomian Indonesia memang tangguh dan sudah diakui oleh global.“Saya lihat secara umum, reformasi yang dilakukan pemerintah, fiskal, dan Bank Indonesia dihargai di forum itu. Kami melihat rekomendasi untuk government revenue melalui reformasi fiskal harus didukung,” ungkap Agus.“Untuk [Laporan Konsultasi] Artikel IV, saya melihat itu adalah satu assessment dan ekspresi confidence dari IMF atas ekonomi Indonesia,” tambah Agus.Pertumbuhan ekonomi di 2017 yang tercatat 5,07 persen dikatakan terjadi karena perbaikan investasi infrastruktur pemerintah dan peran investasi swasta. Selain itu, membaiknya ketahanan juga ditandai dengan sehatnya neraca transaksi berjalan, aliran masuk modal asing yang tinggi, serta nilai tukar rupiah stabil.Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dipna Videlia Putsanra