Menuju konten utama

IIMS, Ajang Jualan Mobil Berwajah Motor Show

Indonesia International Motor Show (IIMS) perlahan bertransformasi menjadi bazar mobil dan motor skala besar alias sarana jualan para Agen Pemegang Merek (APM) dan para dealer.

IIMS, Ajang Jualan Mobil Berwajah Motor Show
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (28/4). ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum

tirto.id - Doni baru saja menjejak beberapa langkah di pintu utama Hall A JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Seorang wanita berpakaian rapi menghampiri dan menyapa, sambil menyodorkan dua lembar brosur lengkap dengan daftar harga pelbagai tipe kendaraan roda empat. Doni pun mengambil brosur itu. Pramuniaga bersuara cempreng dengan penuh semangat menjelaskan tawaran-tawaran bonus dan diskon yang terdengar menggiurkan.

Di tempat itu sedang berlangsung Indonesia International Motor Show (IIMS), acara yang membikin peminat kendaraan bermotor merasa jalannya lebih mudah. Tawaran diskon uang muka besar-besaran adalah salah satu yang bisa menyilaukan mata calon konsumen.

Di booth Honda misalnya, berapa pramuniaga dari ragam dealer Honda berlomba menawarkan paket DP hanya Rp8-10 juta saja untuk sebuah facelift mobil keluarga. Itu belum dengan iming-iming lucky dip dengan nominal tertentu yang bisa ditukarkan sebagai potongan uang muka. Lain pramuniaga lain pula tawarannya, meski mereka sama-sama dari satu booth.

Di booth Daihatsu, calon konsumen hanya cukup merogoh Rp6 juta untuk memboyong LCGC Daihatsu Ayla versi lama. Perlombaan mengejar Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) tak bisa dihindari antar merek peserta IIMS.

“Ini hanya berlaku di IIMS ini saja, lho,” kata salah satu pramuniaga di booth Honda,seraya berpromosi.

Ribuan orang seperti Doni barangkali akan mengalami hal yang sama saat bertandang ke IIMS 2017 yang dihelat dari 27 April-7 Mei ini. Saat keramaian pengunjung berbaur dengan para pramuniaga yang jumlahnya lebih dominan daripada jumlah line up mobil atau motor yang dipamerkan. Keluaran mobil terbaru seperti Honda, Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Nissan, Tata, Datsun, Renault, Kia, Suzuki, dan beberapa merek sepeda motor memadati ruang-ruang di JIExpo.

Selain APM, ada juga importir umum seperti Prestige Image Motorcars yang menampilkan mobil listrik impor besutan Tesla Model S. Pengembang mobil lokal seperti Fin Komodo juga tak absen melengkapi keriuhan IIMS 2017.

Pemandangan ini memang kontras bila melihat IIMS beberapa tahun lalu. Atraksi Robot pintar Asimo yang diboyong oleh Honda sempat memukau di IIMS 2010, atau mobil konsep Mitsubishi i MiEV bertenaga listrik yang nongol IIMS 2009. IIMS 2017 memang jauh dari pergelaran IIMS sebelumnya, terutama ihwal menyuguhkan kemajuan teknologi masa depan di dunia otomotif.

“Motor Show pada umumnya seperti di Eropa, Amerika seperti Frankfurt Motor Show, Tokyo Motor Show dan lainnya sebagai ajang launching, konsep baru, pengenalan teknologi, visi masa depan sebuah brand, membangun trust. Oh produk ini punya inovasi,” kata Pemerhati Dunia Otomotif Munawar Chalil kepada Tirto.

“Motor show di luar negeri itu transaksi setelah pameran, tidak ada sale force, benar-benar SPG dan SPB yang menjelaskan produk, di sini agak rancu antara pameran dan jualan. Harus diberi nama yang berbeda bazar misalnya,” tambah Chalil.

Satu-satunya mobil yang muncul sebagai konsep di IIMS 2017 adalah XM Concept, lansiran Mitsubishi. Mobil yang digadang-gadang meluncur pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada Agustus 2017. Namun, open order sudah bisa dipesan pada IIMS kali ini. Para pemesannya akan mendapatkan prioritas pengiriman kendaraan pada September tahun ini. Ujung-ujngnya, lagi-lagi, jualan.

Johnny Darmawan yang pernah menjadi petinggi Toyota Astra Motor (TAM) beberapa kali menjadi ketua panitia IIMS pada masa lalu, pernah menegaskan tujuan utama IIMS bukan arena jual beli atau transaksi. IIMS jadi tempat adu teknologi para merek, tempat berkumpul para pakar dan pecinta otomotif dan sebagainya, klise memang.

"Penjualan bukan target utama kami,” kata Johnny, pada ajang serupa tahun 2013. Ia pernah menjadi Ketua Panitia GIIAS 2016.

Apa yang terjadi pada IIMS tak terpisahkan dengan kejadian tiga tahun lalu. Sejak 2015, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Dyandra Promosindo pecah kongsi, lalu nama GIIAS muncul di bawah naungan Gaikindo—sebagai pameran tandingan IIMS. Dua pameran berlangsung bersamaan di lokasi yang berbeda pada Agustus 2015. Namun, semenjak 2016 keduanya mengatur jadwal penyelenggaraan dengan waktu yang beda.

Dua pameran ini memang mengusung nama internasional karena berkolaborasi atau dapat pengakuan dari OICA—organisasi industri otomotif internasional. Namun, IIMS maupun GIIAS tak nampak dalam daftar agenda auto show 2017 dalam situs resmi OICA.

Infografik IIMS vs GIIAS

IIMS atau GIIAS Sama Saja

IIMS maupun GIIAS sama-sama mendapat perhatian pemerintah. Pejabat tinggi hampir selalu hadir di acara seremoni pembukaan kedua acara tersebut, entah wakil presiden atau menteri. Kedua pameran ini juga sama-sama membukukan transaksi triliunan rupiah setiap menghelat acara. Nilai dan target transaksi dari tahun ke tahun juga terus meningkat.

“Gelaran IIMS 2017 kali ini, membuat kami optimistis jika target 450.000 pengunjung dan transaksi Rp3,1 triliun selama 11 hari pelaksanaan IIMS 2017 ini, dapat tercapai,” kata Direktur PT Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh.

Target transaksi IIMS tahun ini memang hampir dua kali lipat dibandingkan realisasi 2015 yang hanya Rp1,6 triliun. Memang, IIMS 2017 tak hanya bicara soal uang dan bisnis semata, tapi ada tema yang mereka usung: “The Essence of Motor Show” dengan sentuhan ‘Carnival’ sebagai bunga-bunga keramaian acara ini. Ada lomba motor kecil yang bisa disaksikan pelataran JIExpo, kegiatan pendidikan tertib lalu lintas bagi anak-anak, IIMS student day, dan banyak lainnya.

Apakah IIMS ke depan berani merancang tema baru dengan mengahadirkan mobil konsep atau teknologi otomotif masa depan? “Saat ini kami masih dalam fase brainstorming,” kata Hendra Noor Saleh seperti dikutip Kompas.

IIMS dan GIIAS memang selalu menampilkan mobil keluaran baru, tapi khusus GIIAS tahun lalu juga mereka menampilkan 11 mobil konsep sebagai yang pertama kali hadir di Indonesia dan penampilan perdana di dunia. GIIAS juga punya tema besar seperti tema 2016 yang mengusung Green Technology for a Better Future, dan tahun ini Rise of the Future Mobility.

Namun lagi-lagi, GIIAS pun tak bisa lepas dengan yang namanya jualan. GIIAS tetap menjadi ajang penjualan yang efektif karena sebagian besar APM memotong bujet mereka untuk roadshow produk baru agar efisien di tengah pasar otomotif Indonesia yang sedang lesu.

GIIAS memang tak memasang target transaksi, tapi pada praktiknya tetap saja jualan. Bila menilik transaksi dua tahun terakhir, sulit rasanya menyatakan GIIAS tak bebas dari "hard selling." Pada 2015, transaksi di GIIAS menembus Rp5,45 triliun, dan tahun lalu mencapai Rp6,155 triliun

“GIIAS juga sama, jualan juga,” jelas Chalil.

Apapun konsepnya, motor show ataupun auto show seharusnya tak menanggalkan misi utama sebagai adu ide. Seharusnya ada gagasan dan inovasi dari merek-merek mobil maupun motor, seperti lazimnya pameran di negara lain. Ini persis seperti yang sering disuarakan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat beberapa kali membuka IIMS maupun GIIAS—ia mendorong inovasi di industri kendaraan dalam negeri lewat IIMS maupun GIIAS.

"Mudah-mudahan IIMS ini memberi aspirasi atas inovasi, bagaimana perkembangan ke depan tentang industri mobil," ujar JK saat membuka IIMS tahun lalu.

Sayangnya, ajang saling adu inovasi dan gagasan itu kini lebih banyak jadi tempat bazar atau jualan, untuk memenuhi target bisnis masing-masing APM dan para dealernya.

Baca juga artikel terkait IIMS 2017 atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Otomotif
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Maulida Sri Handayani