tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 7.017, pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Selasa (29/11/2022). Posisi tertinggi indeks mencapai 7.026 dan terendah ada di level 7.009
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp292 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.493 triliun. Selain itu, setidaknya ada 180 saham yang bergerak menguat dan 99 saham melemah. Sementara sisanya 229 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, pergerakan indeks hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 7.000 – 7.109. Setelah perdagangan kemarin 28 November 2022 IHSG ditutup melemah sebesar -0,5 persen atau -35,79 poin di level 7.017.
Ratih menuturkan pergerakan indeks akan dipengaruhi beberapa faktor. Pertama penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen sejak April 2022 lalu memberi tambahan terhadap penerimaan pajak sebesar Rp7,62 triliun.
Adapun faktor yang mempengaruhi kenaikan penerimaan pos pajak dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang terjaga sehingga meningkatkan konsumsi atas barang ataupun jasa berkat adanya bantuan sosial kepada masyarakat untuk kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Selain itu, penerapan PPN digital khususnya Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) juga memberikan andil dari meningkatnya penerimaan pajak dari PPN.
Dari mancanegara, Data Biro Statistik Australia (ABS) melaporkan penjualan ritel Australia pada Oktober 2022 melemah -0,2 persen MoM dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang masih mencatat pertumbuhan positif 0,6 persen MoM. Penurunan tersebut terjadi di semua industri ritel kecuali ritel makanan.
Adapun hal ini merupakan dampak dari inflasi dan pengetatan kebijakan moneter yaitu kenaikan suku bunga acuan yang mulai berdampak pada rumah tangga di Australia. Sementara itu, Indeks Hang Seng (HIS) Cina melemah lebih dari 4 persen pada perdagangan kemarin disebabkan oleh aksi protes terhadap pembatasan COVID-19 yang terjadi di beberapa wilayah Cina.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin