tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin, 27 September 2021 pada perdagangan pukul 09.00 WIB dibuka melemah di zona merah pada posisi 6.141. Namun tak lama kemudian IHSG menguat ke posisi 6.149. Adapun posisi tertinggi IHSG pagi ini berada di level 6.152 dan terendah ada di level 6.139. IHSG sudah diperdagangkan dengan volume 794,9 juta lembar dan nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp453,6 miliar untuk 39.867 kali transaksi.
Kemudian pagi ini setidaknya ada 206 saham yang bergerak menguat dan 83 saham melemah sementara 219 sisanya ada di posisi stagnan. Penguatan IHSG ini sejalan dengan laju indeks global. Bursa Amerika Serikat ditutup Bercampur.
Dow Jones ditutup 34.798,00 (+0,10%), NASDAQ ditutup 15.047,70 (-0,03%), S&P 500 ditutup 4.455,48 (+0,15%). Bursa saham AS ditutup bercampur pada perdagangan Jumat lalu.
Saham AS diprediksi masih akan meningkat setelah Evergrande berhasil membayar kewajiban obligasinya, meskipun sempat tidak mampu membayar pada beberapa saat lalu dan menyebabkan krisis keuangan di China dan semua negara yang berhubungan dengannya.
Pada minggu ini, investor akan fokus pada proposal biaya infrastruktur dari pemerintah. Selain itu, hutang pemerintah US masih terus meningkat hingga batas atas jumlah hutang yang dimiliki US. Ada kemungkinan besar pada bulan oktober bahwa pemerintah US bisa gagal membayar hutangnya untuk pertama kali dalam sejarah.
Adapun penguatan IHSG pagi ini juga sesuai dengan prediksi Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low serta indikator stochastic telah mencapai area overbought mengindikasikan masih bisa menguat namun dengan rentang yang terbatas.
Investor akan mencermati data industrial China pada awal pekan. Sementara dari Indonesia masih minim sentimen.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diprediksi datar seiring minimnya sentimen dari domestik.
"Minimnya sentimen dari dalam negeri memberikan ruang gerak yang terbatas bagi IHSG. IHSG berpeluang bergerak sideways di kisaran 6.100-6.183," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (27/9/2021), sebagaimana diberitakan Antara.
Bursa ekuitas AS ditutup beragam pada akhir pekan lalu setelah larangan mata uang kripto atau cryptocurrency oleh China membebani sektor teknologi dan masalah rantai pasok menekan saham ritel.
Pada Jumat pekan lalu, Bank Sentral China (PBoC) yang menyatakan semua aktivitas terkait cryptocurrency dan pertukaran kripto luar negeri yang menyediakan layanan di daratan China ilegal, menyebabkan saham Bitcoin turun minus 5 persen dan ether minus 7 persen.
Sementara itu investor mencermati dampak pandemi yang merusak rantai pasokan dan meningkatkan biaya bagi perusahaan, terutama perusahaan multinasional.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri