Menuju konten utama

IESR Sebut Penurunan Harga BBM Wajar

Direktur Utama IESR Fabby Tumiwa menilai penurunan harga BBM non subsidi Pertamina adalah hal yang wajar, karena harga minyak dunia dan kurs rupiah juga berangsur meringankan biaya produksi.

IESR Sebut Penurunan Harga BBM Wajar
Ilustrasi pengisian bahan bakar. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi Pertamina merupakan hal yang wajar.

Pasalnya hal itu memang sejalan dengan pergerakan dua faktor penentu harga BBM yaitu harga minyak dunia dan kurs rupiah yang juga berangsur meringankan biaya produksi Pertamina.

"Jadi ini sebenarnya hitung-hitungan pasar saja. Memang ada penurunan biaya pengadaan BBM. Tidak perlu dikaitkan dengan Pilpres dan debat," ucap Fabby ketika dihubungi reporter Tirto pada Senin (11/2/2019).

Fabby mengatakan, fakta itu dapat dilihat dengan meninjau pergerakan harga minyak selama 3 bulan terakhir. Dari data harga minyak internasional (ICP) yang ia kumpulkan, terdapat penurunan harga rata-rata yang diyakini menjadi dasar penentuan biaya produksi di Februari 2019.

"Jadi ada penurunan ICP rata-rata. Paling tidak itu 5-7 persen selisihnya," ucap Fabby.

Sementara itu pada faktor nilai tukar, Fabby mendapati adanya penguatan selama Desember 2018-Januari 2019. Besarannya sekitar 1,5-2 persen.

Di samping itu, kedua faktor tersebut juga didukung oleh kehadiran formula harga BBM pemerintah yang baru, yakni margin badan usaha hilir yang diperbolehkan berada di kisaran minimal 5 persen dan maksimal 10 persen.

"Dengan kombinasi ICP, kurs, dan formula itu, maka dari data-data itu wajar ada penyesuaian harga BBM. Soalnya biaya pengadaan BBM turun 2-3 persen," jelas Fabby.

Hanya saja, Fabby mengingatkan bahwa penyesuaian harga BBM yang terjadi per Minggu (10/2/2019) itu tetap perlu dilihat konsistensinya. Sebab hal itu merupakan hasil dari kebijakan pemerintah yang berkomitmen meninjau harga BBM setiap bulan.

Fabby menuturkan, kebiasaan ini sudah sempat terlaksana sejak Sudirman Said menjadi Menteri ESDM, tetapi dihentikan oleh Ignasius Jonan. Namun, ia menyambut baik dilakukannya kembali langkah ini menyusul pengumuman Dirjen Migas pada Januari 2019 lalu.

"Yang penting ada konsistensi kebijakan. Nanti Maret ada pengumuman harga baru atau tidak," tukas Fabby.

Baca juga artikel terkait HARGA BBM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dhita Koesno