Menuju konten utama

Idrus Sambo: Bela Ulama Lebih Penting dari Tadarusan Rutin

Ketua Presidium Aksi 212: "Kalau cuma acara tadarusan gitu, semua saya kira enggak terlalu penting. Ini lebih penting lagi untuk umat."

Idrus Sambo: Bela Ulama Lebih Penting dari Tadarusan Rutin
Ansufri Idrus Sambo

tirto.id - Ketua Presidium Aksi 212, Sambo Ansufri mengatakan bahwa pengajian rutin yang dilakukan di Masjid Istiqlal tidak lebih penting dari aksi bela ulama 96.

"Tapi, itu, kan acara yang cuma baca-baca Quran, doang, bisa digeserlah. Ini acara umat lebih gede, masa acara baca-baca quran enggak bisa digeser?" protes Sambo.

Ia melanjutkan: "Kalau cuma acara tadarusan gitu, semua saya kira enggak terlalu penting. Ini lebih penting lagi untuk umat."

Pernyataan itu merupakan ungkapan kekecewaannya sehubungan dengan tidak adanya izin dari pihak Masjid Istiqlal kepada Aksi 96 untuk menggelar aksi di sana.

"Kegiatan yang sangat penting seperti ini, untuk bela ulama yang sekarang sedang dizalimi, menunjukkan solidaritas umat, kok, justru dilarang? Dengan alasan masjid sudah punya acara. Kita sebenarnya bergabung dengan acara masjid tidak masalah," katanya.

Dirinya pun menganggap pada dasarnya pihak Masjid Istiqlal semestinya bisa berkompromi dan tidak langsung melarang. Mengingat, menurutnya, acara rutin tersebut hanya dilangsungkan selama beberapa jam dan masih ada ruang waktu untuk massa aksi menggunakan Masjid Istiqlal.

"Kan, ada, ruang waktu yang sebenarnya masih kosong. Ini acara sampai jam dua, nanti sampai Asar kosong. Itu kami bisa isi. Tapi kami pun tidak diberikan oleh pihak masjid. Ini kita sangat kecewa sebenarnya," katanya.

Sambo juga mengaku bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi sejak jauh hari dengan pihak Istiqlal. Namun, menurutnya, tetap saja tidak diperbolehkan bahkan ada upaya penggembosan.

"Jadi kita ingin sampaikan perkembangan dari aksi bela ulama ini kepada umat yang hadir. Ternyata beredar di media sosial bahwa ini dilarang. Ini, kan, menggembosi namanya. Padahal kita sudah minta izin dari Sabtu lalu," katanya.

Sambo menduga tidak adanya izin tersebut terindikasi ada tekanan dari rezim penguasa pada pengurus Masjid Istiqlal.

"Kita sangat curiga jangan-jangan pihak masjid sudah ditekan oleh pihak rezim penguasa untuk tidak memperbolehkan acara ini," katanya.

Meski demikian, Sambo mengaku tidak memaksa pihak Masjid Istiqlal untuk memberikan izin kepada massa aksi bela ulama karena pihaknya telah menyiapkan enam mobil komando untuk melangsungkan aksi di luar Istiqlal.

"Dengan mobil komando, kita akan gelar acara di sini. Menyampaikan bagaimana perkembangan kasus hukum dan pembelaan kita kepada ulama. Supaya umat tahu bagaimana lanjutan gerakan kita setelah ini," katanya.

Dalam aksi kali ini, Sambo mengklaim terdapat sepuluh sampai dua puluh ribu massa yang telah berkumpul di Masjid Istiqlal dan akan terus melakukan aksi sampai malam.

"Sebenarnya kita mengharap banyak (yang datang). Karena dilarang jadi banyak yang beranggapan ini enggak boleh. Yang harusnya pada datang malah enggak. Tapi kita akan terus di sini sampai tarawih," katanya.

Hasil pantauan Tirto, tidak terlihat jumlah massa seperti yang diklaim oleh Sambo. Perkiraan massa yang hadir adalah sekitar 1000 orang yang tengah melakukan aksi di sudut Selatan halaman Masjid Istiqlal.

Sebelumnya, Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengatakan, mereka menolak pengajuan permohonan penggunaan masjid Istiqlal untuk aksi 96. Ia beralasan, Istiqlal punya kegiatan lain.

"Iya karena istiqlal juga punya agenda besok," ujar Hurairah saat dikonfirmasi, Kamis (8/6/2017).

Hurairah mengatakan, pihak masjid Istiqlal sudah mempunyai agenda saat usai solat Jumat. Imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar akan memberikan kajian tentang tasawuf Islam. Oleh karena itu, masjid tidak bisa digunakan usai solat Jumat.

Sebelumnya, Pengurus Masjid Istiqlal membenarkan mereka tidak memperbolehkan aksi bela ulama 9 Juni atau aksi 96 digelar di dalam kompleks Masjid Istiqlal. Pihak pengurus beralasan, waktu kegiatan aksi berbenturan dengan jadwal kegiatan bulanan.

"Istiqlal juga punya agenda besok," ujar Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah saat dikonfirmasi, Kamis (8/6/2017).

Hurairah mengatakan, Masjid Istiqlal sudah mempunyai agenda usai salat Jumat. Imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, akan memberikan kajian tentang tasawuf Islam. Oleh karena itu, masjid tidak bisa digunakan usai salat Jumat.

Meski pengelola Masjid Istiqlal menolak, polisi tetap menurunkan personelnya untuk berjaga. Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Pusat menyiagakan 300 personel di kawasan Masjid Istiqlal untuk mengamankan rencana aksi bela ulama 96, yang berlangsung hari ini, Jumat (9/6/2017).

Baca juga artikel terkait AKSI 96 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto