tirto.id - Huawei Technologies melaporkan pendapatan tahun 2018 mengalami kenaikan 19,5 persen yang menjadi sebesar 107,1 miliar dolar AS.
Dilansir SCMP, rekor pendapatan ini diraih setelah Huawei dinilai sebagai kontributor terbesar dalam bisnis perangkat jaringan seluler baik di dalam maupun luar negeri.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini menjadi salah satu dari jajaran perusahaan teknologi multinasional di kategori bernilai 100 miliar dolar AS, yang termasuk Apple dan perusahaan induk Google, Alphabet.
Pendapatan untuk bisnis operator Huawei sendiri mencapai 43,7 miliar dolar AS dengan pendapatan di bisnis konsumennya melonjak 45 persen menjadi 51,8 miliar dolar AS, yang membuat pendapatan bisnis perusahaan Huawei naik hampir 24 persen atau sebesar 11 miliar dolar AS.
Sementara itu Euronews menulis, prospek milik Huawei ini dibayangi tuduhan AS yang mengatakan perangkat jaringan milik perusahaan tersebut dapat digunakan pemerintah Cina untuk memata-matai, sehingga AS melarang Huawei untuk membangun jaringan generasi mendatang atau 5G.
Huawei telah berulang kali membantah tuduhan yang diberikan kepadanya dan mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan pemerintah Cina.
Pada hari Kamis (28/3/2019) perusahaan Cina tersebut juga mendapat teguran dari Inggris terkait kurangnya keamanan dari perangkat jaringan seluler miliknya.
“Cara termudah untuk menjatuhkan banteng adalah dengan menyerang dari dalam dan cara termudah untuk memperkuatnya adalah dari luar,” kata seorang petinggi Huawei, Guo Ping.
“Ke depan, kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menghilangkan gangguan dari luar, juga meningkatkan manajemen dan membuat kemajuan untuk mencapai tujuan strategis kami,” katanya lagi.
Editor: Yulaika Ramadhani