tirto.id - Salah satu profesi yang digemari oleh anak muda saat ini adalah menjadi pemandu acara atau host live streaming. Sejak muncul pandemi COVID-19, kebutuhan pebisnis online untuk menggunakan jasa mereka meningkat pesat. Sebagai tren pemasaran baru, kesuksesan host akan langsung terlihat dari jumlah produk yang terjual saat live.
Menurut platform pengembangan karier dan pelatihan kerja karier.mu, host live streaming adalah individu atau organisasi yang menyiarkan siaran video langsung di internet. Baik video berjualan produk, bermain gim, hingga podcast. Di sini, host bisa berinteraksi langsung dengan penonton, karena siarannya real time.
Kegiatan live streaming ini biasanya dilakukan melalui platform media sosial atau toko online, seperti YouTube, TikTok, Facebook Live, Instagram, Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lainnya.
Kemunculan profesi host live streaming seiring dengan pergeseran tren pemasaran yang telah mengubah perilaku belanja konsumen. Kalau di masa lalu, orang yang belanja harus datang ke pasar atau pusat perbelanjaan, kini konsumen cukup menonton live streaming untuk menemukan produk yang ingin dibeli. Lalu, barang yang sudah dibeli akan dikirim ke rumah pembeli.
Kebutuhan terhadap profesi ini semakin meningkat seiring makin bertumbuhnya bisnis online. Apalagi di saat pandemi di mana orang-orang banyak yang tidak berani keluar rumah. Aktivitas belanja online justru meningkat pesat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, ada, 2,99 juta pelaku usaha yang melakukan penjualan online di tahun 2022. Angka tersebut setara dengan 37,79 persen dari total pelaku usaha di dalam negeri.
Artinya, popularitas toko online tidak terbantahkan, bahkan saat pandemi sudah berakhir. Banyak ‘kaum rebahan’ (main hp sembari rebahan) yang masih nyaman belanja dengan melihat live streaming. Keputusannya membeli atau tidak membeli produk banyak dipengaruhi oleh keyakinannya saat melihat produk di live streaming.
Tugas host adalah mempresentasikan produk yang dijual dan membujuk penonton agar mau membeli produknya.
Tidak hanya berjualan, pemandu acara live streaming juga bertanggungjawab untuk mempersiapkan acara sebelum live, seperti menyiapkan topik dan poin penting yang akan disampaikan ke penonton. Termasuk, mengecek persiapan teknis untuk memastikan acaranya berjalan lancar.
Lalu, saat memandu acara, dia juga harus kreatif menciptakan suasana yang menyenangkan agar penonton betah melihat acaranya dan akhirnya membeli produknya. Pemandu bisa membuat kuis berhadiah, membuat tebakan hingga mengajak bicara penontonnya.
Tak kalah penting, hostlive streaming harus menguasai media sosial dan perangkat telepon selulernya. Dia harus paham fitur-fitur penting, seperti menambah barang, memeriksa stok hingga memonitor jumlah penonton yang hadir di acara live-nya.
Beberapa kualifikasi lainnya, yaitu minimal pendidikan SMA/SMK atau setara, social media marketing, ramah dan komunikatif, berorientasi target, berpenampilan rapi dan menarik, kreatif dan jujur. Lebih bagus lagi, kalau mereka memiliki pengalaman sebagai pemandu acara, host atau serupa.
Segelintir Kisah
Bagaimana rasanya menjadi host live streaming? Menurut Mutiara Ghaitsa yang menjadi host diShopee, TikTok, dan Lazada, dia sangat senang menjadi host, karena bisa mendapatkan penghasilan meski bekerja dari rumah.
Dia memulai profesi ini saat pandemi, di mana kebanyakan orang tidak bisa keluar rumah untuk bekerja. Beruntung ada tawaran menjadi host live di toko online, sehingga dia tetap berpenghasilan.
Di rumahnya, Mutiara cukup menyiapkan ruang khusus (semacam studio) untuk live. Toko online yang menggunakan jasanya akan mengirimkan produk yang akan dipromosikannya secara live via pos.
Di dunia kerja, kebutuhan host live streaming meningkat. Ada perusahaan yang merekrut sebagai karyawan, tetapi ada juga yang memilih menghubungi agency penyedia jasa host live streaming untuk menyewanya sebagai freelancer.
Karier sebagai host live streaming ini banyak disukai oleh anak muda atau Gen Z. Selain kerjanya selalu tampil keren layaknya pembawa acara di televisi, mereka juga punya peluang menjadi populer.
Satu kali live streaming di toko online yang sukses bisa ditonton oleh puluhan ribu, bahkan jutaan orang dari berbagai daerah. Lama kelamaan, wajah mereka akan dikenal oleh masyarakat.
Selain mendapatkan uang, host live streaming juga berpeluang untuk meraih popularitas dan memiliki penggemar layaknya para pesohor.Dukanya di pekerjaan ini adalah jika penontonnya sedikit dan produk tidak terjual.
Selain itu, pengalaman Ria (bukan nama sebenarnya), ada juga penonton yang sekedar iseng rajin bertanya di live streaming¸ tetapi sebenarnya tidak serius ingin belanja. Ada juga penonton yang mencela bentuk tubuhnya yang kebetulan agak gemuk.
Bagaimana dengan penghasilan host live streaming? Gaji mereka bervariasi tergantung dari popularitas, jumlah penonton dan jenis platform yang menggunakan jasanya. Ada perusahaan yang membuka lowongan kerja sebagai host live streaming dengan tawaran gaji antara Rp4 juta sampai Rp10 juta per bulan.
Jika freelancer, tarifnya bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah per jam sesi live streaming hingga jutaan rupiah tergantung siapa presenternya. Jika pemandu acaranya selegram atau artis terkenal, tentu tarifnya jauh lebih mahal.
Artis Nagita Slavina, Aurel Hermansyah, Baim Wong, Alice Norin, Sarwendah hingga Indra Brugman adalah pesohor yang juga dikenal sebagai host live streaming di toko online.
Para artis tersebut ada yang menjual produk atau brand milik sendiri. Tetapi, ada juga yang dibayar untuk mempromosikan produk perusahaan yang mengontraknya.
Sistem kerja profesi ini bisa sebagai karyawan suatu perusahaan atau pekerja bebas (freelancer). Namun ada juga yang menawarkan pembayaran honornya dengan sistem komisi. Jika barang terjual saat live, pemandu acara akan mendapat bayaran dalam presentase tertentu sebagai komisi penjualan.
Seiring perkembangan, kini, profesi host live streaming sudah mendapatkan pesaing robot. China tahun lalu sudah menggunakan manusia buatan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk menjadi pemandu acara live streaming di toko online.
Kabarnya, pemandu acara robot ini lebih menguntungkan secara bisnis. Mereka bisa live streaming nonstop selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu tanpa mengeluh lelah. Mereka juga bisa berinteraksi dengan penonton seluwes manusia. Woww!!
Prospek Bisnis eCommerce
Bagaimana prospek perdagangan elektronik (eCommerce) tahun ini? Menurut prediksi blog perdagangan elektronik Sellerscommerce, bisnis online secara global akan semakin berkembang.
Dengan lebih dari 33 persen populasi dunia berbelanja daring, eCommerce sekarang menjadi industri yang nilainya mencapai 6 triliun dolar AS dan akan mencapai angka 8 triliun dolar AS pada tahun 2027.
Jika asumsinya menggunakan kurs Rp16.000 per dolar AS saja, maka nilai industri eCommerce secara global tahun ini akan mencapai Rp96 ribu triliun rupiah, dan akan meningkat menjadi Rp128 ribu triliun di tahun 2027.
Pencapaian tersebut sangat masuk akal. Sebab, sebanyak 2,71 miliar orang di seluruh dunia melakukan pembelian daring dari platformeCommerce khusus atau toko di media sosial. Pesatnya pertumbuhan perdagangan secara elektronik ini disebabkan jangkauan internet yang makin mudah dan murah.
Tahun ini, China memimpin tren belanja daring dengan jumlah pembeli mencapai 915,1 juta orang, sementara Amerika Serikat memiliki 270,11 juta pembeli daring.
Bagaimana dengan pasar eCommerce di Indonesia?
Merujuk Statista, pasar eCommerce di Indonesia akan bertumbuh pesat dari 38,72 juta pengguna di tahun 2020 tumbuh menjadi 99,1 juta di tahun 2029.
Lalu apa dampaknya bagi profesi host live streaming? Artinya, peluang kerja untuk profesi ini masih terbuka luas. Anda bekerja di bidang usaha yang masih akan bertumbuh baik. Namun begitu, munculnya host live streaming buatan Artificial Intellegence (AI) akan menjadi tantangan host manusia untuk membuktikan dirinya tak tersaingi oleh robot.
Editor: Dwi Ayuningtyas