tirto.id - Gelaran Olimpiade Paris 2024 telah resmi dibuka pada Jumat (26/7/2024) waktu setempat. Lebih dari 10.500 atlet yang berasal dari 206 negara/Komite Olimpiade Nasional (NOC) dan 32 cabang olahraga siap bertanding dalam ajang olahraga internasional dunia yang diselenggarakan tiap empat tahun sekali ini.
Seiring ramai perhatian masyarakat dunia terhadap penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 yang kini tengah berlangsung, sejumlah narasi yang membahas ajang olahraga ini pun ramai diperbincangkan di media sosial, tak terkecuali misinformasi soal acara ini.
Baru-baru ini, misalnya, beredar unggahan dalam bentuk video yang menampilkan seseorang yang diklaim sebagai milisi kelompok Hamas dari Palestina yang mengirimkan pesan akan menyerang Olimpiade Paris 2024.
Narasi tersebut disebarkan di media sosial Facebook dalam bentuk video berdurasi 1 menit oleh sejumlah akun, di antaranya "Alyson Brauning" (arsip) dan "Gabriel Iwan Wardhana II" (arsip), pada periode Rabu (24/7/2024) dan Kamis (25/7/2024).
“Peringatan untuk Prancis:* Sebuah video yang mengaku dipublikasikan oleh Hamas memperingatkan tentang adanya 'sungai darah' di Olimpiade Paris karena dukungan Prancis terhadap Israel.
Hamas, sebuah kelompok teroris, mengancam rakyat Prancis, karena mereka mengizinkan atlet Olimpiade Yahudi untuk bertanding dan Prancis mendukung Israel. Kebanyakan orang Amerika terlalu takut untuk menonton video ancaman Hamas.
Sebaliknya, orang Amerika menyebarkan kebohongan tentang Israel dan orang-orang Yahudi. Setelah Israel, teroris Arab (Hamas, Houthi, Hezbollah, dll.) berjanji akan datang untuk Amerika. Siapa yang akan melindungi kita?” tulis keterangan takarir salah satu akun tersebut.
Sepanjang Kamis (25/7/2024) hingga Selasa (30/7/2024), atau selama lima hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh 64 reaksi, 26 komentar dan telah diputar sebanyak 716 kali.
Lantas, benarkah narasi yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024?
Penelusuran Fakta
Pertama-tama, Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video tersebut dari awal hingga akhir.
Video tersebut berisi pernyataan orang dengan wajah tertutup yang diklaim sebagai milisi Hamas, yang mengirimkan pesan dalam bahasa Arab kepada presiden dan warga Prancis, bahwa akan ada “sungai darah di jalanan Paris”. Hal ini disebabkan, Prancis dianggap telah mendukung kaum Zionis dan mengundang mereka ke Olimpiade Paris 2024.
Menariknya, orang dalam video tersebut tidak secara eksplisit merujuk atau menyebut Hamas dalam video. Meskipun begitu, keterangan dalam unggahan yang beredar mengaitkannya dengan kelompok asal Palestina tersebut.
Selanjutnya, kami melakukan penelusuran dengan memasukan kata kunci terkait narasi dan klaim tersebut di mesin pencarian Google seperti “Hamas Threatening Olympic Paris 2024” untuk mengetahui asal usul, konteks, dan kebenaran dari video tersebut.
Hasilnya, kami menemukan bahwa video serupa memang tengah ramai beredar dan dibahas dalam beberapa hari terakhir di sejumlah platform media sosial.
Meski begitu, sejumlah media kredibel seperti NBC, AFP,BBC,France24, dan DW, menyatakan bahwa informasi dalam video dan unggahan yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024 adalah tidak benar.
AFP menyoroti ada banyak kesalahan pelafalan dan tata bahasa Arab dalam video tersebut. Salah seorang sumber keamanan yang dimintai keterangan oleh AFP juga menyoroti tidak adanya kode visual propaganda Hamas dalam video tersebut yang menandakan kemungkinan besar video tersebut bukan dibuat oleh Hamas.
Lebih lanjut, sumber keamanan tersebut menganalisis bahwa ia menemukan beberapa petunjuk bahwa kemungkinan besar video tersebut dibuat oleh salah satu kelompok Russia di bawah operasi false flag.
Serangan false flag adalah tipuan perang di mana penyerang beroperasi dengan identitas palsu atau tidak jelas, dengan maksud menipu lawan dan berpotensi memicu eskalasi konflik.
“Video itu kemudian diunggah ulang di X oleh akun-akun yang diketahui sebagai bagian dari jaringan Rusia dan disebarkan oleh situs-situs Afrika yang diketahui sebagai titik edar bagi Rusia," kata sumber keamanan itu kepada AFP, Sabtu (27/7/2024).
Hal ini juga mirip dengan yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin.
"Layanan rahasia Prancis dan mitra mereka belum dapat mengotentikasi keaslian video ini," katanya pada 24 Juli 2024.
Darmanin mengatakan sebagian besar dari mereka yang membagikan video tersebut "adalah akun yang pro-Kremlin atau pro-Rusia." Namun, ia menolak untuk mengaitkan mereka dengan negara Rusia sendiri, dengan mengatakan bahwa postingan tersebut bisa saja berasal dari "lingkup yang mungkin ingin menyebarkan disinformasi (terhadap) negara kita."
Rusia disebut membantah tuduhan keterlibatannya dalam video ini, menukil AFP.
Hamas juga disebut AFP telah membantah hubungan mereka dengan video tersebut, menurut kelompok analisis ancaman jihad SITE. SITE mengutip pejabat senior Hamas Izzat al-Rishq, yang berbasis di Qatar, yang mengatakan, "Video yang dibuat-buat ini adalah bagian dari propaganda Zionis untuk memfitnah perlawanan Palestina."
Senada, mengutip laporan NBC pada Rabu (24/7/2024), pejabat terkait Hamas, Izzat al-Risheq, melalui sambungan Telegram, juga telah memastikan bahwa video tersebut bukan dari kelompoknya.
Lebih lanjut, peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft yang meninjau video tersebut atas permintaan NBC, mengatakan bahwa video tersebut berasal dari kelompok penyebar disinformasi Rusia, Storm-1516.
Kelompok yang sama diketahui pada Oktober 2023 juga pernah mencatut nama Hamas untuk membuat video ucapan terima kasih kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atas kiriman senjata. NBC News menemukan kesamaan antara video baru tersebut dan video sebelumnya tentang Ukraina, yang diunggah pada bulan Oktober.
Dalam kedua video tersebut, orang yang menyampaikan pesan mencatut Hamas sama-sama berdiri di depan dinding abu-abu dan mengenakan seragam yang serupa. Para peneliti dari Universitas Clemson yang mengidentifikasi kedua video ini memastikan bahwa video tersebut berasal dari kelompok yang sama yaitu Storm-1516 Rusia.
Sementara, sumber dari BBC juga menyoroti aksen dan pilihan kata orang dalam video itu yang terlihat bukan seperti orang Palestina. Pakaian serba hitam yang dikenakan oleh pria dalam video tersebut juga berbeda dengan tipikal pakaian yang biasa dikenakan oleh juru bicara sayap militan Hamas, Brigade al-Qassam.
Lambang bendera Palestina yang digunakan juga tidak seperti biasa. Biasanya, bendera Palestina dikenakan di lengan baju oleh juru bicara Hamas, namun dalam video tersebut, bendera Palestina ditempatkan di bagian dada pria bertopeng. Sejumlah kejanggalan tersebut mengindikasikan bahwa orang dalam video tersebut bukanlah bagian dari kelompok Hamas.
Selanjutnya, penelusuran lanjutan yang dilakukan oleh Tirto juga tidak menemukan bukti apapun yang membenarkan klaim bahwa video tersebut dibuat oleh Hamas dalam konteks ancaman untuk menyerang Olimpiade Paris 2024.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ada keterangan dan bukti resmi yang membenarkan klaim dalam video yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024.
Perwakilan Hamas telah membantah bahwa video itu dibuat oleh kelompoknya. Sejumlah media pemeriksa fakta kredibel telah memastikan bahwa video tersebut adalah hoaks dan terindikasi dibuat oleh kelompok lain, kemungkinan dari kelompok penyebar disinformasi asal Rusia.
Jadi, informasi dalam video yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024 bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty