tirto.id - Pesawat Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 rute London-Singapura mengalami turbulensi parah pada 21 Mei 2024 lalu. Kejadian ini menjadi bahan pemberitaan yang didiskusikan dimana-mana.
Pesawat akhirnya melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. Seorang penumpang berkewarganegaraan Inggris berusia 73 tahun meninggal dunia akibat serangan jantung. Terdapat juga tujuh orang lain yang mengalami luka kritis, kebanyakan cedera di bagian kepala.
Menyusul kejadian tersebut, muncul sejumlah potongan klip singkat yang menunjukkan rekaman yang diklaim menunjukkan kejadian turbulensi dari dalam pesawat.
Di Facebook, unggahan tersebut masih banyak beredar, di antaranya oleh akun "Irwan Supandi" (arsip), "Audia Aira" (arsip), "Makassar Info Terkini" (arsip), "Ikbal Muh" (arsip), dan "InfoBeritaBali" (arsip). Dalam video-video singkat tersebut, terlihat kejadian turbulensi dalam pesawat.
"Detik-detik Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 lainnya Terluka," begitu bunyi narasi dari salah satu unggahan, yang mirip dengan banyak unggahan-unggahan serupa.
Unggahan dengan klaim sama juga tersebar di platform media sosial lain. Tirto menemukan unggahan dari akun @teropongmakassar di Instagram (arsip) dan unggahan akun @Geli_d3h (arsip) serta @Ilhamtob (arsip) di X (dulunya Twitter).
Video-video tersebut kebanyakan tidak mengumpulkan komentar ataupun impresi yang banyak, tetapi telah ditonton ribuan kali. Unggahan di Instagram, misalnya, mengumpulkan lebih dari 46 ribu penonton, sementara video di X, masing-masing setidaknya mendapat lebih dari 2 ribu penonton. Sementara video-video terkait isu ini di Facebook mengumpulkan setidaknya 4 ribu penonton per unggahan.
Lalu, apakah benar video tersebut menunjukkan turbulensi di dalam kabin Singapore Airlines akhir Mei 2024 lalu?
Penelusuran Fakta
Tirto mencari informasi dari video yang tersebar di media sosial tersebut. Kami melakukan penelusuran dengan metode reverse search image.
Pertama-tama, kami memecah beberapa gambar di video dengan bantuan perangkat InVID WeVerify. Kemudian, Tirto melakukan penelusuran dari potongan gambar yang ada menggunakan mesin pencarian Yandex.
Salah satu hasil pencarian mengarahkan ke video berikut, yang diunggah kanal euronews pada 19 Juni 2019. Hasil terjemahan dari judul dan deskripsi video berbahasa Prancis ini memuat informasi bahwa video menunjukkan momen penerbangan dari Kosovo menuju Swiss, tepatnya penerbangan rute Pristina-Basel, pada 19 Juni 2019. Turbulensi ini menyebabkan 10 orang luka-luka.
Video yang sama juga diunggah ke akun euronews berbahasa Inggris yang bercentang, yang menandakan akun terverifikasi atau asli. Dalam deskripsi video, terdapat tautan ke artikel di situs mereka yang menjabarkan kejadian lebih terperinci.
Menurut artikel tersebut, sepuluh orang terluka dalam insiden di dalam penerbangan ALK Airlines dari Pristina ke Basel, termasuk seorang awak kabin yang terlempar ke langit-langit.
Video yang sama juga menjadi bahan pemberitaan dari ABC7 yang juga telah terverifikasi. Dalam artikelnya, penumpang yang merekam video tersebut menjelaskan kalau suaminya adalah salah satu korban yang dibawa ke rumah sakit. Beberapa orang mengalami luka bakar akibat air panas yang tumpah dari troli saat terjadinya turbulensi.
Lebih lanjut, jika menyaksikan video dengan seksama, terlihat awak kabin yang sedang berdiri saat terjadinya turbulensi mengenakan pakaian berwarna kuning. Pantauan Tirto ke situs resmi Singapore Airlines, mereka memiliki empat warna seragam untuk awak kabinnya, tapi tidak ada satupun yang berwarna kuning cerah seperti yang dikenakan awak kabin dalam video.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim video yang menunjukkan turbulensi di dalam kabin Singapore Airlines akhir Mei 2024 lalu bersifat salah dan menyesatkan.
Turbulensi yang terjadi dalam video adalah rekaman dari kejadian lain di Eropa. Hasil penelusuran Tirto mendapatkan kejadian tersebut adalah turbulensi pesawat ALK Airlines rute Pristina ke Basel pada Juni 2019 lalu.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty