Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Pabrik Produsen Beras Plastik

Video yang tersebar di media sosial adalah proses pembuatan biji plastik yang tersebar dan kerap dijadikan bahan disinformasi sejak tahun 2015.

Hoaks Pabrik Produsen Beras Plastik
Header Periksa Fakta Beras Plastik. tirto.id/Fuad

tirto.id - Isu mengenai beras plastik kerap muncul dalam beberapa tahun terakhir di Tanah Air. Informasi ini tentu menjadi isu yang mengkhawatirkan, mengingat Indonesia menduduki peringkat keempat secara global untuk konsumsi beras, menurut data data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Berdasar data USDA, konsumsi beras di Indonesia mencapai 35,7 metrik juta ton sepanjang tahun 2022/2023, naik dari 35,3 metrik juta ton pada 2021/2022.

Tidak aneh kalau kemudian isu mengenai beras plastik ini menjadi ketakutan banyak masyarakat di Indonesia.

Baru-baru ini di media sosial muncul unggahan yang menyebut adanya pabrik pembuat beras plastik. "Bahaya!!! Proses pembuatan beras plastik," begitu narasi yang dibuat akun "Ini Cerita Kami" dalam reels-nya di Facebook pada Kamis (30/11/2023).

Foto Periksa Fakta Beras Plastik

Foto Periksa Fakta Beras Plastik. foto/Hotline periksa fakta tirto

Video yang sama ditemukan juga banyak beredar di Facebook dari akun "Nia Desma Kalolla Wahyu" yang sudah diunggah sejak 6 Oktober 2023 lalu. Video tersebut mendapat 5.900 impresi tanda suka dan lebih dari 1.900 komentar. Video ini juga telah dibagikan ulang sebanyak 18 ribu kali.

Di kolom komentar, pendapat masyarakat terbagi menjadi dua. Ada yang percaya ini proses pembuatan beras plastik, ada juga yang menyebut kalau ini adalah proses peleburan bijih plastik untuk daur ulang.

Di X (dulu Twitter) narasi yang sama juga ditemukan beredar dan disebar akun @AriesTruss.

Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah keberadaan pabrik beras plastik benar adanya?

Penelusuran Fakta

Tim Riset Tirto menyaksikan keseluruhan video pendek berdurasi sekitar 1,5 menit tersebut. Sepanjang video, dijelaskan proses kerja sebuah mesin yang mengolah lembaran plastik menjadi bijih plastik, serupa beras.

Dari video tersebut, Tirto mengambil beberapa fragmen cuplikan gambar. Menggunakan metode reverse search image dari Google Lens, kemudian didapatkan sejumlah video serupa yang disebarkan di TikTok. (tautan 1, tautan 2, tautan 3)

Selain itu hasil pencocokan potongan gambar juga mengarahkan ke artikel pemeriksa fakta dari Bangladesh, Rumor Scannerberikut. Artikel tersebut berisikan rangkaian klaim beras plastik yang tersebar di negara itu pada tahun 2022 lalu. Salah satu footage yang sempat tersebar kala itu juga adalah video yang sama dengan yang beredar di Indonesia saat ini.

Berdasar informasi dari artikel Rumor Scanner tersebut, video yang sama juga pernah digunakan untuk menyebarkan narasi beras palsu di negara-negara Afrika pada tahun 2017. Kala itu media asal Prancis, France 24, melakukan investigasi terkait hal ini.

Dalam investigasinya, France 24 mengidentifikasi petunjuk berupa karung bertuliskan "Eva". Hasil penelusuran mereka menunjukkan Eva sebagai produk Plastik Polyethylene (PE) dari perusahaan Tiongkok, Sinopec.

"Butiran kecil yang diproduksi kemungkinan besar adalah pelet plastik yang digunakan untuk melindungi benda mudah pecah, seperti kaca, saat dimasukkan dalam kotak kayu," begitu tulis mereka dalam artikel. Proses ini disebut sebagai produksi biji plastik.

Tirto menelusuri terkait proses produksi biji plastik, yang mengantarkan tim riset ke video berikut. Video tertanggal 19 Mei 2015 ini menunjukkan proses produksi biji plastik yang mirip dengan video yang di media sosial. Dalam video tersebut disebut berulang-ulang kalau ini bukanlah proses pembuatan beras palsu ataupun beras plastik.

Hasil penelusuran di mesin pencarian dengan kata kunci beras plastik mengarahkan ke artikel bantahan dari Kemeterian Komunikasi dan Inforamatika (Kominfo) berikut. Kominfo mengutip Kompas.com, menyebut kalau video tersebur bersumber dari sebuah proses di pabrik di Tiongkok. Mesin dalam video merupakan pencacah plastik yang umum digunakan untuk mendaur ulang plastik.

Selain itu, terdapat juga artikel dari Universitas Gajah Mada terkait isu beras plastik ini. Wakil Ketua Halal Center Universitas Gadjah Mada, Nanung Danar Dono, menjelaskan, beras dari plastik tidak akan bisa mengembang dan berubah menjadi nasi saat melalui proses pengukusan.

“Begitu pula dengan beras plastik komersial. Jika memang benar ada, maka saat dipanaskan ia hanya akan berubah menjadi beras plastik panas, bukan berubah menjadi nasi,” terangnya.

Adapun berdasar arsip Tirto, isu mengenai beras plastik ini juga pernah naik ke permukaan sebelumnya, pada tahun 2015 dan 2017. Ahli pertanian juga sempat membantah hal ini.

Kesimpulan

Hasil penelusuran menunjukkan, informasi mengenai adanya pabrik beras plastik tidak benar adanya. Informasi yang tersebar di media sosial mengenai hal ini menggunakan video lama yang juga telah dikonfirmasi sebagai hoaks.

Video tersebut menggambarkan proses produksi biji plastik. Menurut ahli, meskipun bentuknya serupa, biji plastik juga tidak bisa mengembang dan berubah menjadi nasi.

Oleh sebab itu klaim mengenai adanya pabrik beras plastik yang beredar di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty