Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dibunuh Karena Menentang WEF

Motif pembunuhan Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berhubungan dengan sebuah organisasi yang tidak disukai oleh pelaku.

Hoaks Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dibunuh Karena Menentang WEF
HEADER PERIKSA FAKTA Hoaks Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dibunuh Karena Menentang WEF. tirto.id/TIno

tirto.id - Organisasi World Economic Forum atau WEF bukan sekali ini dikaitkan dengan narasi-narasi miring. Pada Desember 2021, pasca Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian baru COVID-19—Omicron, sebagai variant of concern, mencuat klaim di media sosial soal yang menyebut WEF telah mengetahui varian Omicron sejak Juli 2021.

Narasi itu mencatut artikel di laman WEF yang berjudul “Explainer: This is how scientists detect new variants of COVID-19” bertanggal 26 November 2021. Artikel itu telah diperbaharui dan awalnya terbit pada 12 Juli 2021. Namun demikian, berdasar penelusuran Tirto, pada Juli, artikel WEF tersebut tak memuat informasi soal varian Omicron sama sekali.

Belum berhenti, WEF kini dikatakan berhubungan dengan meninggalnya mantan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe. Sebuah akun Facebook bernama “Ridho” menyebarkan klaim bahwa PM Abe dibunuh karena tidak patuh terhadap mandat WEF.

PERIKSA FAKTA Hoaks Mantan PM Jepang

PERIKSA FAKTA Hoaks Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dibunuh Karena Menentang WEF

Unggahan itu disertai poster foto Abe dengan keterangan berbahasa Inggris yang dikaitkan dengan 1,6 juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembalikan, tidak adanya vaksinasi COVID-19 di Jepang, dan pemberian Ivermectin kepada masyarakat.

“Perdana Menteri Jepang yang dibunuh. Apakah juga karena menentang agenda kaum Illuminati Zionis?,” tulis akun pengunggah, Kamis (16/5/2024).

Akun tersebut turut menyertakan cuitan X dengan narasi yang mirip dan artikel Detik yang bertajuk “Pembunuhan Shinzo Abe yang Menggemparkan Dunia”. Klaim senada juga ditemukan di unggahan akun Facebook lain, di antaranya “Orange Cowgirls” dan “Benson Joe”.

Per Senin (20/5/2024), unggahan akun “Ridho” telah memperoleh 4 reaksi emoji.

Namun, benarkah narasi yang digaungkan?

Penelusuran Fakta

Perlu diketahui bahwa Mantan PM Jepang, Shinzo Abe, meninggal lantaran ditembak sebanyak dua kali di sebuah acara kampanye politik, pada 8 Juli 2022. Menurut lansiran BBC, Abe kala itu tengah memberikan pidato untuk kandidat pejabat lokal, di pinggir jalan, di selatan kota Nara.

Tersangka pelaku telah diidentifikasi sebagai warga Nara bernama Tetsuya Yamagami. Laporan media lokal mengatakan dia diyakini sebagai mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, yang setara dengan angkatan laut Jepang.

Ketika ditanyai, pelaku mengatakan dia "tidak puas" dengan Abe sehingga berniat membunuhnya. AP melaporkan, motif pembunuhan itu berhubungan dengan sebuah organisasi. Beberapa media Jepang menyebut sumbangan ibunya kepada gereja dan kebangkrutannya sebagai motif pembunuhan tersebut.

Dengan begitu, tidak ada bukti kalau peristiwa meninggalnya Abe ini berkaitan dengan WEF atau kebijakannya untuk penanganan COVID-19 di Jepang.

Pemerintah Jepang memang tidak mewajibkan vaksinasi COVID-19. Akan tetapi, Jepang bukan berarti tak melakukan program vaksinasi COVID-19 di negaranya. Laporan Our World in Data menunjukkan, per Mei 2024, lebih dari 80 persen populasi Jepang telah divaksin COVID-19.

Jepang sendiri mulai menawarkan vaksinasi COVID-19 setelah persetujuan vaksin Pfizer pada bulan Februari 2021. Hal itu terjadi beberapa bulan setelah Abe mengumumkan pada 28 Agustus 2020, bahwa ia mengundurkan diri sebagai perdana menteri, setelah kolitis ulseratif yang dideritanya kambuh.

Lalu sekira bulan Agustus 2021, Moderna dan mitranya di Jepang menarik kembali sekitar 1,63 juta dosis vaksin COVID-19 setelah ditemukan adanya kesalahan dalam produksinya yang menyebabkan kontaminasi.

Berdasarkan laporan AP, pejabat Jepang mengatakan sekitar setengah juta orang telah menerima suntikan vaksin Moderna sebelum masalah tersebut muncul.

Adapun Ivermectin sebagai obat antiparasit, tidak masuk dalam daftar obat yang disetujui oleh Pemerintah Jepang untuk menangani COVID-19.

Berita Detikyang dikutip dalam unggahan Facebook juga tidak mengonfirmasi narasi yang beredar. Artikel itu hanya memaparkan fakta di balik pembunuhan Abe, termasuk bahwa Abe ditmbak dengan senjata rakitan. Detik juga menyebut bahwa motif pembunuhan Abe dilatarbelakangi oleh organisasi relijius tertentu, di mana Abe tergabung.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, tidak ada bukti yang mengonfirmasi bahwa pembunuhan Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berkaitan dengan Organisasi World Economic Forum atau WEF.

Pada 8 Juli 2022, Abe ditembak kala memberikan pidato untuk kandidat pejabat lokal, di pinggir jalan, di selatan kota Nara. Pelaku mengatakan dia "tidak puas" dengan Abe sehingga berniat membunuhnya.

AP melaporkan, motif pembunuhan itu berhubungan dengan sebuah organisasi. Beberapa media Jepang menyebut sumbangan ibunya kepada gereja dan kebangkrutannya sebagai motif pembunuhan tersebut.

Dengan begitu, klaim mantan PM Jepang Abe dibunuh karena tidak patuh dengan mandat WEF bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Farida Susanty