Menuju konten utama

Hillary Dinilai Lebih Mengerti Indonesia Ketimbang Trump

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Pati Jalal lebih memilih Hillary Clinton ketimbang Donald Trump yang terpilih sebagai presiden Amerika Serikat. Sebab, Hillary dinilai lebih mengerti Indonesia daripada Trump.

Hillary Dinilai Lebih Mengerti Indonesia Ketimbang Trump
Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton berbicara dalam kampanye di North Carolina State Fairgrounds di Raleigh, North Carolina, Rabu (22/6). Antara foto/Reuters/Jason Miczek.

tirto.id - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dinilai lebih mengerti Indonesia dibandingkan kandidat lainnya, seperti Donald Trump. Pernyataan tersebut ditegaskan mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Pati Jalal, di Jakarta, Senin (18/7/2016).

“Saya lebih pilih Hillary Clinton daripada Donald Trump, karena ia memahami Asia dan Hillary yang menjalankan kebijakan 'rebalance' terhadap ASIA," kata Dino usai menghadiri acara perpisahan masa jabatan Dubes AS Robert Blake di Wisma Antara, Jakarta.

Ketika berdiskusi dengan Robert Blake, ia juga mengatakan bahwa kalaupun Trump terpilih Presiden AS, tidak akan terlalu jauh melenceng dari politik luar negeri AS, karena kebijakannya memang harus menjalin hubungan baik dengan negara mayoritas Muslim dan negara berkembang.

Ia juga berharap bahwa pemimpin AS harus bisa menjaga stabilitas ekonomi AS, karena itu yang diharapkan, kemudian juga harus memahami 'power' yang dimiliki Amerika Serikat seperti apa, agar tidak menghancurkan.

Presiden AS harus bisa menciptakan stabilitas dan keamanan dalam kondisi keadaan yang seperti sekarang, sehingga Nagara Paman Sam yang adidaya bisa menjaga kedamaian tanpa menghancurkan.

"Tanggung jawab Presiden AS nanti besar, siapapun yang terpilih, terutama persoalan kestabilan keamanan internasional," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini hubungan antara Indonesia dengan AS sedang dalam kondisi bagus, setelah tadinya terkena embargo dalam militer kedua negara.

Ia menekankan bahwa bagi Indonesia yang berpolitik bebas aktif, hal terpenting adalah bagaimana menjaga dan menjalankan hal tersebut ketika harus bekerja sama namun juga ada rivalitas antar kedua negara di dunia, dalam kaitannya dengan Indonesia.

"Tidak perlu ada hubungan kalah menang antara AS dan Tiongkok, semuanya harus menang-menang ketika bekerja sama dengan Indonesia," kata Dino.

Masih banyak ruang yang bisa dikembangkan dalam kerja sama antara Indonesia dengan AS atau Tiongkok, salah satunya di bidang pendidikan, di mana mahasiswa Indonesia di AS ada sekitar 8.000 pelajar.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz