Menuju konten utama

Hikmah Berbaik Sangka Terhadap Sesama: Dalil dan Contohnya

Perilaku berbaik sangka, contoh berbaik sangka pada sesama, dalil husnudzon dan hikmah berbaik sangka pada sesama.

Hikmah Berbaik Sangka Terhadap Sesama: Dalil dan Contohnya
Ilustrasi positive thingking. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Berbaik sangka atau husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim.

Lawan dari husnudzon adalah su’udzon atau buruk sangka. Berburuk sangka merupakan perilaku tercela yang akan mendatangkan mudarat, baik bagi pelakunya maupun orang lain.

Pengertian Husnudzon atau Berprasangka Baik

Husnudzon adalah setiap pikiran, anggapan dan prasangka baik terhadap orang lain. Husnudzon artinya berprasangka baik atau positive thingking.

Membiasakan berperilaku husnudzon atau berpasangka baik dalam kehidupan merupakan hal yang penting.

Kita dapat melakukannya terhadap sesama muslim atau lainnya selama mereka tidak mengusik dan menzalimi kita.

Apabila setiap orang telah terbiasa menerapkan perilaku berbaik sangka terhadap sesamanya, maka insya Allah akan terwujud masyarakat yang harmonis, rukun dan saling menjaga.

Tidak ada lagi masalah yang timbul karena prasangka-prasangka buruk (su'udzon) telah dihilangkan di antara mereka.

Dalil Berbaik Sangka

Allah SWT melarang berprasangka buruk, seperti firman-Nya dalam surah Al-Qur'an berikut ini:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

Yaaa ayyuhal laziina aamanuj tanibuu kasiiram minaz zanni inna ba'daz zanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dukum ba'daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Rahiim

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat: 12)

Contoh Husnudzon atau Berbaik Sangka

Lalu mengapa kita harus berbaik sangka atau berpikir positif terhadap orang lain?

Dalam modulPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD Pelajaran 8: Indahnya Berakhlak Terpuji terbitan Kemenag, hal ini kita lakukan karena sesungguhnya orang lain seringkali tidak seburuk apa yang kita kira.

Bahkan sebaliknya, kadangkala orang yang berpenampilan sederhana tetapi memiliki kelebihan dan kebaikan yang melebihi dari orang yang berpenampilan rapi dan terkesan mewah.

Satu contoh berbaik sangka lainnya misalnya, kita memiliki anggapan bahwa di antara umat yang berbeda-beda agama, sama-sama memiliki keinginan untuk berhubungan baik antara satu dengan yang lain.

Hukum berhusnudzon terhadap sesama manusia adalah mubah atau diperbolehkan. Ketika kita berbaik sangka pada orang lain, berarti kita telah menganggap bahwa orang itu baik.

Sebaliknya, jika kira berprasangka buruk (su'udzon) terhadap orang lain, artinya kita menganggap orang tersebut bersalah, hal ini tentu dilarang dalam agama.

Husnudzon dalam kehidupan sehari-hari akan membawa dampak positif, sedangkan terbiasa su'udzon akan membawa dampak negatif dalam kehidupan kita maupun orang lain.

Baca juga artikel terkait HUSNUDZON atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom