tirto.id - Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan sebuah helikopter militer Mi-28N Night Hunter milik Rusia jatuh di Suriah pada Selasa (12/4/2016) pagi waktu setempat sehingga menewaskan dua orang pilot.
Kementerian tersebut menjelaskan, penyebab jatuhnya helikopter di Provinsi Homs bukan karena tembakan pihak musuh dan belum diketahui pasti penyebabnya.
"Sekelompok pakar tengah berada di lokasi kejadian untuk menyelidiki insiden ini," kata kementerian itu.
Helikopter Mi-28N yang mempunyai kemampuan yang sama dengan helikopter Apache milik Amerika Serikat terlibat dalam operasi pemerintah Suriah saat mengusir kelompok bersenjata ISIS dari kota kuno Palmyra pada bulan lalu.
Jatuhnya pesawat Rusia pada Selasa adalah insiden ketiga sejak Moskow terlibat dalam perang di Suriah. Pada November tahun lalu, Turki menembak jatuh pesawat tempur Sukhoi-24 di dekat wilayah perbatasan. Tidak lama setelah insiden itu, sebuah helikopter dengan misi penyelamatan pilot Sukhoi-24 dihancurkan oleh sekelompok gerilyawan saat mendarat.
Pada 14 Maret lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan penarikan mundur sebagian besar dari anggota militer di Suriah.
Sekitar setengah dari semua pesawat Rusia yang ditempatkan di Suriah meninggalkan negara tersebut beberapa hari setelah pengumuman dari Putin.
Namun demikian, Rusia terus mengirim bantuan militer dalam jumlah signifikan kepada Suriah. Sejumlah pengamat menyatakan bahwa Kremlin hanya mengubah strategi militer mereka di Suriah dengan menitik beratkan pada helikopter untuk mendukung pasukan darat rezim Presiden Bashar al Assad.
(ANT)