tirto.id -
Gabungan antara cuaca buruk dan heli yang terbakar membuat warga dan TNI kesulitan mengakses lokasi jatuhnya helikopter Bell 412 EP di Poso.
Camat Poso Pesisir, Muhlis Saing, mengatakan bahwa tidak lama setelah kejadian, warga dan anggota TNI yang bermarkas di Koramil Poso Pesisir langsung berdatangan ke lokasi kejadian.
Lokasi tersebut hanya berjarak dua kilometer dari jalan Trans-Sulawesi dan tidak jauh dari Markas Koramil Poso Pesisir.
"Mobil pun bisa sampai ke lokasi," katanya seperti dikutip dari kantor berita Antara, di Poso, Minggu, (20/3/2016).
Di sisi lain, Muhlis mengaku bahwa warga ketakutan setelah terdengar ledakan-ledakan kecil dari arah heli yang terbakar. Muhlis menduga ledakan itu berasal dari amunisi yang diangkut oleh heli.
"Ada ledakan kecil-kecil. Kalau meledak lagi, masyarakat sembunyi lagi di balik pohon karena takut kena amunisi," lanjutnya.
Muhlis menambahkan bahwa heli tersebut jatuh di saluran air, namun saluran tersebut tidak memiliki air kecuali saat hujan. Karena tidak adanya sumber air tersebut sehingga masyarakat dan aparat TNI dan Polri kesulitan memadaman api.
Kesulitan memadamkan api makin bertambah akibat mobil pemadam kebakaran tidak bisa memasuki lokasi. Warga hanya mengandalkan daun pisang dan pasir untuk memadamkan api.
Di sisi lain, Muhlis mengakui bahwa cuaca di daerahnya saat kejadian berlangsung hingga evakuasi dilaksanakan sangatlah buruk. Saat heli jatuh hujan sebenarnya belum turun, tapi cuaca sudah gelap dengan petir yang menyambar.
Pada saat evakuasi mulai dilangsungkan hingga sekitar pukul 23.00 WITA, Poso dan sekitarnya baru saja dilanda hujan.
Muhlis menggambarkan bahwa kondisi jenazah korban sebagian besar sudah tidak berbentuk.
"Kondisi jenazah hampir tidak ada yang utuh," pungkasnya.