tirto.id - Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, asam merupakan zat-zat yang biasanya berasa masam. Sementara basa memiliki rasa pahit dan licin.
Sebagaimana dikutip laman e-modul Kemendikbud, dalam ilmu kimia, asam diartikan sebagai semua zat yang jika dilarutkan dalam air akan terurai dan menghasilkan ion H+. Misalnya, hidrogen klorida (HCL), yang jika dilarutkan dalam air akan menjadi ion H+ dan ion Cl-. Suatu senyawa dikatakan sebagai asam apabila saat dilarutkan ke dalam air pH nya < 7 atau lebih kecil dari 7.
Sedangkan basa adalah semua zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-. Misalnya, pada senyawa natrium hidroksida, NaOH akan terurai menjadi Na+ dan OH-. Ia juga dapat menghantarkan listrik karena mengandung elektrolit.
Indikator Asam Basa
Sementara itu, yang dimaksud dengan indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat digunakan untuk menentukan sifat larutan berdasarkan perbedaan warna tampak yang diberikan oleh zat tersebut, pada beda suasana dan terletak pada rentang pH tertentu. Ia biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan, apakah ia bersifat asam atau basa.
Indikator asam basa sendiri terdiri atas dua macam, sintetis dan alami. Indikator asam basa yang sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis. Setiap indikator sintesis memiliki karakteristik berupa trayek pH, yang ditunjukkan oleh perubahan warna pada kondisi asam dan basa, serta harga tetapan indikator.
Keberadaan indikator sintesis yang terbatas menyebabkan pemakaiannya dibatasi pula. Selain itu, indikator sintesis harganya cukup mahal, serta dapat menyebabkan polusi lingkungan. Karena hal tersebut, maka perlu dicari indikator alternatif (indikator alami) yang mudah diperoleh serta ramah lingkungan.
Berbeda dari indikator sintetis yang berbahan kimia, indikator alami biasanya dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita.
Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa. Oleh karena itu, hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu, kunyit, kol ungu, dan lain sebagainya.
Hasil Sintesis Indikator Alami di Laboratorium
Sebelum memulai pengujian menggunakan indikator alami asam basa kali ini, perlu disiapkan alat dan bahan-bahan sebagai berikut:
a.) Alat
- Alat penghalus
- Pipet
- Tabung reaksi
- Kol ungu
- Kembang sepatu
- Kembang telang
- Kulit manggis
- Pacar
- Boungeville
- Kunyit
- Air jeruk nipis (asam)
- Air sabun (basa)
- Air garam
- Air kapur (netral)
Selanjutnya, jika alat dan bahan telah lengkap, ikuti langkah-langkah kerja sebagai berikut:
- Siapkan senyawa yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
- Di samping itu, haluskan semua bahan-bahan indikator alami menggunakan alat yang telah disediakan
- Kemudian, peras ekstraknya dan tempung ke dalam tabung reaksi yang masih kosong
- Teteskan ekstrak dari masing-masing bahan indikator alami ke dalam senyawa yang diuji dengan menggunakan pipet
- Tunggu reaksi perubahan
Hasil dari uji laboratorium itu adalah sebagai berikut:
No. | Ekstrak | Perubahan Warna | |||
Air jeruk nipis | Air sabun | Air garam | Air kapur | ||
1. | Kol ungu | Merah muda | Biru muda | Biru tua | Hijau muda |
2. | Kembang Sepatu | Merah | Ungu muda | Nila | Hijau tua |
3. | Kembang telang | Ungu muda | Biru pudar | Biru muda | Hijau tua |
4. | Kulit manggis | Orange | Merah bata | Kuning | Coklat |
5. | Pacar | Merah muda | Cream | Jingga | Kuning |
6. | Boungeville | Merah muda | Nila | Merah muda | Kuning |
7. | Kunyit | Kuning | Cream | Kuning muda | Orange |
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yulaika Ramadhani