Menuju konten utama

Hari Rabies Sedunia 2021: Mitos dan Fakta Penyakit Anjing Gila

Hari Rabies Sedunia 28 September 2021: mitos dan fakta soal penyakit anjing gila.

Hari Rabies Sedunia 2021: Mitos dan Fakta Penyakit Anjing Gila
Dokter hewan menyiapkan vaksin rabies untuk disuntikkan pada kucing piaraan (Felis catus) saat bakti sosial vaksinasi rabies untuk kucing dan anjing di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (22/9/2021).. ANTARA FOTO/Siswowidodo.

tirto.id - Hari Rabies Sedunia diperingati pada 28 September setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan untuk mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.

Peringatan Hari Rabies Sedunia dicetuskan oleh Aliansi Pengendalian Rabies (ARC) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 2007.

Pemilihan 28 September berdasarkan tanggal kematian Emile Roux (28 September 1895), ilmuwan penemu vaksin rabies yang menyelamatkan jutaan nyawa manusia yang terkena gigitan anjing gila.

Secara umum, penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies (lyssavirus), yang menyerang semua hewan mamalia berdarah panas, seperti sapi, kerbau, kambing, kuda, kera, babi, anjing, kucing, dan hewan sejenis. Namun, kebanyakan disebabkan oleh anjing, sebagaimana dilansir dari laman WHO.

Virus rabies masuk ke dalam tubuh melalui luka, lazimnya melalui gigitan hewan yang sudah tertular rabies sebelumnya. Penyakit ini bersifat zoonosis atau menular dari hewan ke manusia.

Penderita rabies umumnya menunjukkan gejala tak bisa mengontrol diri (kegilaan). Sebab, virus rabies menyerang susunan syaraf otak sehingga penyakit rabies juga dikenal dengan penyakit anjing gila, menurut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Tema Hari Rabies Sedunia 2021

Peringatan Hari Rabies Sedunia tahun ini mengangkat tema "Rabies: Facts, Not Fear". Tujuan pengusungan tema ini adalah untuk mengampanyekan bahwa rabies adalah penyakit yang ada di sekitar kita, serta dapat dicegah dengan vaksin rabies.

Fakta mengenai rabies ini penting dicerna oleh masyarakat Indonesia. Sebab, penyakit ini mengakibatkan sekitar 59 ribu nyawa meninggal di 150 negara setiap tahunnya, sebagian besar terjadi di wilayah Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.

Peringatan Hari Rabies Sedunia dilakukan secara global di seluruh dunia. Salah satu misi dari perayaan ini adalah untuk membasmi penyakit rabies hingga "tidak ada lagi nyawa melayang karena rabies pada 2030", sebagaimana dikutip dari United Against Rabies.

Kegiatan yang dilakukan selama Hari Rabies Sedunia biasanya adalah sosialisasi penyakit rabies, pemeriksaan kesehatan hewan, hingga vaksinasi secara gratis.

Indonesia pertama kali berpartisipasi dalam peringatan Hari Rabies Sedunia ini sejak 2009. Bahkan, misi Kementerian Pertanian (Kementan) adalah eliminasi rabies yang ditargetkan tercapai pada 2030. Salah satu program kerjanya adalah menyiapkan 1,5 juta dosis vaksin rabies yang akan diberikan secara reguler setiap tahunnya.

Untuk memperingati Hari Rabies Sedunia tahun ini, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Barat (Jakbar) bekerja sama dengan organisasi SmartHeart Indonesia menggelar acara vaksinasi gratis untuk anjing di Jakarta.

Kegiatan vaksinasi ini dilaksanakan selama dua hari, mulai dari 25 September 2021 secara di Smart Park, Central Park, Jakarta, dan 28 September 2021 yang bertepatan dengan Hari Rabies Sedunia, yang akan dilakukan secara drive thru di Lobby Laguna Central Park, Jakarta.

Vaksinasi gratis untuk memperingati Hari Rabies Sedunia ini juga dilakukan di banyak wilayah di Indonesia, misalnya di Jakarta Timur (Jaktim), Tangerang, Mataram (NTB), Bengkalis (Riau), Tabalong (Kalsel), dan sebagainya.

Mitos dan Fakta Soal Rabies

Penyakit rabies sering kali menyerang anjing peliharaan. Penularannya kerap terjadi ketika anjing ini menggigit manusia. Celakanya lagi, Organisasi Kesehatan Dunia mencatat, 40 persen orang yang tertular rabies adalah anak-anak di bawah 15 tahun.

Sesuai dengan tema Hari Rabies Sedunia tahun ini: "Rabies: Facts, Not Fear", PBB membagikan sejumlah fakta dan mitos mengenai rabies yang menimpa anjing agar tidak menginfeksi manusia.

Mitos 1: Pemilik anjing yang bertanggung jawab adalah yang memberi makan peliharaannya dengan layak.

Faktanya: Bertanggung jawab dengan anjing peliharaan menuntut pemiliknya untuk memberi vaksin rabies setahun sekali.

Selain itu, sang pemilik juga menjaga anjingnya agar tidak berkeliaran di jalan, memberi makan dengan layak, serta merawatnya dengan baik.

Mitos 2: Rabies hanya ditularkan melalui gigitan hewan.

Faktanya: Penularan rabies melalui gigitan hanya salah satu cara dari banyak metode penularan virus lyssavirus. Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui garukan hewan, air liur binatang peliharaan, hingga melalui udara yang terkontaminasi virus rabies.

Mitos 3: Vaksin rabies pada anjing hanya memproteksi hewan itu dalam beberapa bulan.

Faktanya: Vaksin rabies untuk anjing akan menjaga hewan peliharaan dari penyakit rabies setidaknya selama setahun.

Mitos 4: Vaksin rabies untuk anjing mahal

Faktanya: Vaksin rabies tidak semahal yang dibayangkan. Di Indonesia, kisaran harga vaksin rabies adalah Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.

Jika ingin lebih murah lagi, setiap perayaan Hari Rabies Sedunia, biasanya diselenggarakan acara vaksin hewan peliharaan secara gratis.

Mitos 5: Rabies bukan penyakit berbahaya

Faktanya: Rabies adalah penyakit mematikan. Jika seseorang digigit oleh binatang yang dicurigai kena rabies, segera basuh lukanya dengan alkohol. Jika sudah terlanjur terinfeksi, segera larikan ke rumah sakit.

Fakta dan mitos mengenai rabies lainnya dapat diakses di sini.

Baca juga artikel terkait HARI RABIES SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dipna Videlia Putsanra