Menuju konten utama

Hari Perempuan Internasional: Tillie Walden dan Karya-Karyanya

"Minutes", karya seniman perempuan Tillie Walden dimuat dalam Google Doodle hari ini.

Hari Perempuan Internasional: Tillie Walden dan Karya-Karyanya
Google Doodle hari perempuan internasional 2018. Screenshot/Google

tirto.id - Tillie Walden, kartunis dan ilustrator dari Texas, Amerika menjadi salah satu seniman

perempuan yang masuk di Google Doodle pada hari ini, Kamis (8/3/2018). Ia bersama 11

perempuan yang lain dipilih Google Doodle dalam rangka memperingati Hari Perempuan

Internasional atau International Women's Day (IWD).

Dalam perayaan Hari Perempuan Internasional kali ini, Google Doodle menampilkan karya

seni rupa 12 seniman perempuan dari 12 negara berbeda. Karya-karya itu adalah refleksi

12 seniman tersebut sebagai perempuan.

Karya Seni Tillie Walden yang dimuat dalam Google Doodle hari ini berjudul "minutes".

Dalam karyanya tersebut, Walden menceritakan manusia yang belajar tentang

pertumbuhan emosional dirinya sendiri berdasarkan usia dan waktu yang telah ia lalui.

Gambar awal Walden adalah anak berusia lima tahun, anak itu mengatakan, "Umurku 5 tahun.

Aku berbeda dari yang lain. Aku dapat merasakan itu di perutku." Berlanjut pada cerita

ketika ia berusia 13 tahun yang tengah berduka, usia 17 yang mana ia menyadari bakat-bakatnya,

dan usia 21, ketika ia begitu kuat dalam memperjuangkan tekad-tekadnya.

Walden, berdasarkan informasi yang dituliskan di website pribadinya, telah

menerbitkan sejumlah buku dalam beberapa tahun terakhir. Perempuan yang telah membuat

komik secara serius sejak SMA ini merupakan alumni Center for Cartoon Studies.

Walden mengawali debut novel pertamanya pada tahun 2005, dengan menerbitkan novel grafis

berjudul The End of Summer. Sejak saat itu, Walden menjadi semakin tekun menulis. Hanya

dalam dua tahun, perempuan berusia 21 tahun ini telah menerbitkan empat buku dan sebuah

webcomic--sebuah webcom 20 babak yang dia update 30 halaman baru per minggunya.

Selain Minutes dan The End of Summer, karya Walden lainnya yang membuat namanya besar adalah memoar berjudul Spinning. Karya tersebut adalah sebuah memoar besar yang mana Walden mengenang kembali masa remajanya melalui cerita perempuan kompetitif yang gemar bermain ice skating.

Bagi sang seniman, gelanggang itu adalah sumber kegelisahan dan kekacauan sosial, namun

juga kedamaian. Pada saat-saat itu, ia mulai berurusan dengan perasaan remaja yang rumit: isolasi, cinta pertama, dan pertumbuhan emosional lainnya.

Buku Walden yang ditulis tahun 2016, A City Inside, juga menggambarkan emosi-emosinya melalui

gambar bangunan runtuh, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, atau kamar hangat.

Walden mengaku kepada The Guardian, ia adalah ilustrator yang sangat detail memperhatikan proses pengerjaan karyanya. Di samping pilihan kertasnya yang rewel, ia juga sangat memperhatikan proses

seleksi untuk pena yang ia gunakan.

Ciri khas karya Walden adalah ia menekanan pada ruang fisik, kegunaan inventif, dan

upayanya untuk menunjukkan siapa dirinya sendiri dalam karya-karyanya. Walden juga gemar bercerita tentang usaha remaja muda untuk memberikan kontrol atas hidupnya, kerapuhan-kerapuhan yang ia alami, dan emosi-emosi lain.

"Saya memikirkan kenangan saya sendiri," kata Walden, "tidak harus dalam hal konten tapi

dalam hal ruang. Di mana saya, ketika sesuatu tengah terjadi dan bagaimana emosi saya

mempengaruhi bagaimana saya mengingatnya," pungkasnya.

Berikut daftar lengkap seniman perempuan yang terlibat dalam proyek Google Doodle hari ini:

1. Anna Haifisch – “Nov 1989”

2. Chihiro Takeuchi – “Ages and Stages”

3. Estelí Meza – “My Aunt Blossoms”

4. Francesca Sanna – “The Box”

5. Isuri – “Aarthi the Amazing”

6. Karabo Poppy Moletsane – “Ntsoaki’s Victory”

7. Kaveri Gopalakrishnan – “Up on the Roof”

8. Laerte – “Love”

9. Philippa Rice – “Trust”

10. Saffa Khan – “Homeland”

11. Tillie Walden – “Minutes”

12. Tunalaya Dunn – “Inwards”

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani