tirto.id - Tampilan Google Doodle hari ini khusus dipersembahkan untuk kaum perempuan seluruh dunia. Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, Google mengubah tampilan halaman doodle-nya pada tampilan muka mesin pencari.
Google menampilkan slide kartun tentang perjuangan perempuan. Slide pertama, dalam penjelasan Google, bercerita mengenai seorang nenek yang bercerita pada cucu perempuannya sebelum tidur.
Dalam cerita tersebut, di slide selanjutnya, si cucu berimajinasi mengenai 13 wanita yang berjuang dari rentang waktu masa lalu hingga kini dari seluruh penjuru dunia. Ke-13 wanita itu adalah tokoh yang mewakili profesinya seperti jurnalis, pembela hak asasi manusia, pilot, pelukis, penyanyi, aktivis, astronot, arsitek dan beberapa profesi lain.
Misalnya sketsa kartun mengenai Suffragette, perjuangan kaum perempuan anggota organisasi perempuan akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang memperjuangkan kesetaraan hak pilih bagi perempuan. Istilah suffragette secara spesifik mengacu pada kelompok aktivis militan di Britania Raya seperti Women's Social and Political Union (WSPU), dengan salah satu tokohnya Ida Wells.
Tiap slide menunjukkan sang tokoh sedang menggeluti profesinya dengan didampingi seorang anak perempuan, memberikan gambaran bahwa ingin membimbing si anak agar kelak bisa melakukan pencapaian serupa.
Pada akhir slide akan menampilkan tombol pencarian berupa kaca pembesar yang isinya ke-13 tokoh perempuan tersebut di bagian paling atas, antara lain Ida Wells, Frihda Kahlo, Lina Bo Bardi, Lotfia ElNadi, Lee Tai-young, dan Miriam Makeba.
Google ingin menyampaikan pesan melalui doodle-nya hari ini untuk memberikan suara bagi kaum perempuan. Berawal dari protes kaum perempuan pada 1908 di New York untuk memprotes hak untuk memilih, perbaikan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik. Gerakan kaum perempuan ini menular ke wilayah bahkan negara-negara lain.
Pada 1911, gerakan aksi massa pertama memperingati Hari Perempuan Internasional secara resmi diadakan di Austria, Denmark dan Switzerland yang gaungnya diperingati sampai hari ini.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri