Menuju konten utama

Hari Pangan Sedunia 16 Oktober: Sejarah Asal Usul Peringatannya

Sejarah peringatan Hari Pangan Sedunia ini berawal dari konferensi FAO ke 20, November 1976 di Roma.

Hari Pangan Sedunia 16 Oktober: Sejarah Asal Usul Peringatannya
Petani menggunakan masker sebagai upaya mencegah penularan virus Corona (COVID-19) saat memanen padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc.

tirto.id - Hari Pangan Sedunia selalu diperingati setiap 16 Oktober. Dilansir dari laman FAO Tema Hari Pangan Sedunia yang diusung pada 2020 ke-75 adalah "Grow, Nourish, Sustain. Together."

Krisis kesehatan global akibat COVID-19 merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan hal-hal yang menjadi kebutuhan paling dasar, salah satunya adalah masalah pangan.

Dalam kondisi yang tidak pasti seperti ini telah membuat banyak orang kemudian menghidupkan kembali sesuatu yang sering kali mungkin dipandang sebelah mata, yaitu urusan makanan.

Padahal, makanan adalah inti dari kehidupan dan landasan budaya dan komunitas.

Mempertahankan akses ke makanan yang aman dan bergizi juga menjadi hal penting dan bagian dari respons terhadap pandemi COVID-19, terutama bagi masyarakat miskin dan rentan, yang paling terdampak oleh pandemi dan guncangan ekonomi yang diakibatkannya.

Dalam beberapa dekade terakhir dunia memang sudah membuat beragam kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Meskipun saat ini produksi makanan sebenarnya sudah cukup untuk memberi makan semua orang, tetapi sayangnya sistem makanan yang kita konsumsi masih tidak seimbang.

Selain itu sistem distribusi makanan ini sering kali masih terkendala oleh beragam faktor.

Akibatnya, kelaparan, obesitas, degradasi lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati, kehilangan dan pemborosan pangan, serta kurangnya keamanan bagi pekerja rantai makanan hanyalah sebagian dari masalah yang menggarisbawahi ketidakseimbangan ini.

Saat banyak negara-negara sudah mulai mengembangkan dan menerapkan rencana pemulihan akibat COVID-19, ini adalah peluang untuk mengadopsi solusi inovatif berdasarkan bukti ilmiah.

Sehingga dapat membangun kembali dan meningkatkan sistem pangan dengan lebih baik, serta membuatnya lebih tahan terhadap guncangan termasuk perubahan iklim yang menjadi ancaman nyata.

Hari Pangan Sedunia menyerukan solidaritas global untuk membantu semua populasi, dan terutama yang paling rentan, untuk pulih dari krisis, dan untuk membuat sistem pangan lebih tangguh dan kuat.

Sehingga dapat menahan peningkatan volatilitas dan guncangan perubahan iklim, memberikan makanan sehat yang terjangkau dan berkelanjutan untuk semua, dan mata pencaharian yang layak bagi pekerja sistem pangan.

Sejarah dan asal usul Hari Pangan Sedunia

Sejarah peringatan Hari Pangan Sedunia ini berawal dari konferensi FAO ke 20, November 1976 di Roma yang mencetuskan resolusi No. 179 mengenai World Food Day.

Resolusi tersebut lantas disepakati oleh 147 negara anggota FAO, termasuk Indonesia yang kemudian menetapkan mulai 1981 seluruh negara anggota FAO memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) setiap 16 Oktober.

Tujuan dari peringatan HPS tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional.

Penyelenggaraan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) merupakan konsekuensi keikutsertaan Indonesia sebagai anggota FAO

Acara HPS biasanya diselenggarakan lintas departemen dan sebagai vocal point FAO di Indonesia, Menteri Pertanian menetapkan Departemen Pertanian sebagai departemen utama (leading institution) penyelenggara HPS.

Baca juga artikel terkait HARI PANGAN SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH