tirto.id - Peringatan Hari Koperasi Nasional selalu dilakukan setiap 12 Juli. Pada perayaan Hari Koperasi Nasional ke-75 tahun ini, 12 Juli 2022 akan jatuh pada hari Selasa.
Dilansir dari pidato Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, tahun ini peringatan Hari Koperasi Nasional yang ke-75 mengusung tema “Transformasi Koperasi untuk Ekomoni Berkelanjutan”.
Tema ini sekaligus merupakan pengejawantahan dari upaya koperasi bertransformasi dari citra model lama dan konvensional menjadi model baru dan profesional.
“Perjalanan pembangunan koperasi diupayakan secara berkesinambungan agar koperasi dapat tumbuh sejajar dengan badan usaha lain, memiliki sensitifitas tinggi dalam pengembangan usaha, dan diminati oleh generasi muda,” tulis potongan pidato perayaan Hari Koperasi Nasional ke-75 tahun 2022.
Sementara itu, untuk ikut merayakan peringatan Hari Koperasi Nasional ke-75 beragam cara bisa Anda lakukan, salah satunya adalah memasang twibbon di media sosial milik Anda.
Dilansir dari laman https://twibbon.com/, twibbon adalah foto atau gambar yang dapat diletakkan di atas foto lainnya agar menjadi satu kesatuan gambar. Bentuk twibbon mirip seperti bingkai foto. Twibbon biasanya difungsikan sebagai alat kampanye untuk tema, event, gerakan, atau kegiatan tertentu.
Link daftar twibbon peringatan Hari Koperasi Nasional ke-75 tahun 2022
Berikut daftar twibbon peringatan Hari Koperasi Nasional ke-75 tahun 2022 yang bisa Anda gunakan dan Anda unggah ke media sosial,
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7134
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7135
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7136
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7137
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7138
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7139
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7140
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7141
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7142
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7143
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7144
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7145
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7146
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7147
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7148
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7149
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7150
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7151
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7152
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7153
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7154
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7155
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7156
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7157
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7158
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7159
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7160
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7161
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7162
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7163
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7164
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7165
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7166
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7167
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7168
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7169
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7170
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7171
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7172
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7173
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7174
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7175
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7176
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7177
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7178
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7179
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7180
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7181
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7182
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7183
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7184
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7185
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7186
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7187
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7188
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7189
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7190
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7191
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7192
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7193
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7194
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7195
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7196
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7197
- https://twibbon.link/en/Hari-Koperasi-Nasional-Ke75.s!=7198
Sejarah Hari Koperasi Nasional
Sejarah atau cikal-bakal koperasi di Indonesia sendiri sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Koperasi awalnya didirikan sebagai upaya untuk menolong orang-orang yang terlilit utang dari rentenir atau lintah darat.
Berangkat dari persoalan itu, seorang bangsawan Jawa bernama Raden Bei Aria Wirjaatmadja mendirikan semacam bank simpan-pinjam yakni Hulp en Spaarbank pada 16 Desember 1886. Inilah bank perkreditan rakyat pertama di tanah air.
Selain itu, Raden Bei Aria Wirjaatmadja juga merintis De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden yang merupakan cikal-bakal Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Usaha Raden Bei Aria Wiraatmadja yang juga menjabat sebagai Patih Purwokerto itu mendapat dukungan dari kalangan pejabat pemerintah kolonial Hindia Belanda. Terlebih, kala itu sedang digalakkan politik etis atau politik balas budi.
Usaha simpan-pinjam yang nantinya dikenal sebagai koperasi terus berkembang di Hindia Belanda atau Indonesia, bahkan kemudian menjadi gerakan rakyat.
Lantas, perkembangan koperasi sebagai gerakan rakyat mulai muncul tahun 1908. Gerakan yang dimotori oleh Boedi Oetomo itu ditandai dengan pendirian koperasi rumah tangga. Pada tahun 1913, Syarikat Dagang Islam membangkitkan kehidupan berkoperasi di kalangan pedagang dan pengusaha tekstil bumi putra.
Kemudian pada tahun 1927, kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) membangkitkan gerakan koperasi sebagai wahana pendidikan ekonomi rakyat dan nasionalisme kebangsaan.
Gerakan ini bermunculan di seluruh Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, dikutip dari laman resmi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN), gerakan koperasi yang terpencar-pencar itu dipersatukan.
Setelah Indonesia merdeka, Belanda datang kembali dengan membonceng pasukan Sekutu. Terjadilah rangkaian peperangan maupun perundingan yang mewarnai sejarah Indonesia pada masa revolusi fisik (1945-1949).
Di tengah situasi genting ketika Agresi Militer I, digelar Kongres Gerakan Koperasi Pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat, tanggal 12 Juli 1947. Kongres ini dihadiri oleh 500 utusan dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Kongres ini menghasilkan 10 keputusan, di antaranya pembentukan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI), asas gotong-royong koperasi, dan penetapan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Nasional.
Zaman terus bergulir, demikian pula dengan koperasi di Indonesia yang terus menapaki pembaharuan. Pada masa-masa awal Orde Baru, tepatnya tahun 1968, SOKRI berubah nama menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
Nama DEKOPIN dipakai hingga sekarang dan menjadi lembaga tunggal gerakan koperasi Indonesia yang berlandaskan Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992.
Editor: Iswara N Raditya