tirto.id - Presiden Ashraf Ghani mendeklarasikan hari berkabung nasional setelah sejumlah prajurit dibunuh oleh Taliban yang menyamar sebagai tentara dalam serangan mematikan terhadap pangkalan militer Afghanistan.
Dilansir dari Antara, Ghani memerintahkan bendera-bendera dikibarkan setengah tiang pada hari Minggu (23/04/2017) sebagai penghormatan bagi para prajurit yang gugur.
Hal ini Ghani umumkan, setelah tiba di Mazar-i-Sharif untuk mengunjungi pangkalan militer itu, Sabtu (22/04/2017).
Lebih dari 100 orang gugur atau terluka dalam serangan Jumat di Mazhar-I-Sharif, kota di bagian utara Afghanistan. Kementerian Pertahanan menyatakan bahwabelum ada data yang mencatat jumlah korban secara pasti.
Dilansir dari Reuters, sedikitnya 140 prajurit gugur dan banyak lagi yang luka-luka. Pejabat-pejabat lain mengatakan jumlah korban mungkin lebih banyak.
Ghani mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat keamanan senior dan menyerukan investigasi "serius" mengenai serangan itu.
Dalam sebuah pernyataan daring, ia mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya "pengecut" dan aksi itu dilakukan oleh "kaum kafir".
Sebanyak 10 petempur Taliban yang mengenakan seragam tentara Afghanistan dan mengendarai kendaraan militer bergerak masuk ke pangkalan itu dan melepaskan tembakan ke para prajurit yang sedang makan dan kebanyakan tak bersenjata dan meninggalkan masjid setelah sholat Jumat, menurut para pejabat.
Mereka menggunakan granat-granat berpeluncur roket dan senapan, dan beberapa orang meledakkan rompi bunuh diri penuh bahan-bahan peledak, kata para pejabat.
Seseorang prajurit yang luka-luka dalam serangan tersebut menyatakan bahwa saat itu suasana sangat kacau. "Terjadi ledakan dan serangan di mana-mana,” tambahnya.
Para saksi mata melukiskan suasana di pangkalan itu kacau karena para tentara tidak tahu pasti identitas para penyerang yang sebenarnya.
Pangkalan itu merupakan markas Korps ke-209 Tentara Nasional Afghanistan, yang bertanggung jawab atas kawasan bagian utara Afghanistan, termasuk Kunduz, sebuah provinsi yang menjadi ajang pertempuran sengit.
Zabihullah Mujahid, Juru bicara Taliban mengatakan, serangan ke pangkalan tersebut merupakan ganjaran atas pembunuhan beberapa pemimpin senior Taliban baru-baru ini di bagian utara Afghanistan. Mujahid menyatakan serangan di pangkalan itu menewaskan 500 prajurit, termasuk para komandan senior.
“Empat di antara penyerang adalah simpatisan Taliban yang menyusup ke tentara dan berdinas selama beberapa waktu,” kata Mujahid. Tentara Afghanistan tidak mengonfirmasi hal itu.
Komando militer Amerika Serikat di Kabul mengatakan, sebuah serangan udara Amerika telah membunuh Quari Tayib, seorang panglima dan delapan orang lainnya pada 17 April.
Koalisi militer NATO mengerahkan para penasihat ke pangkalan itu untuk melatih dan membantu pasukan Afghanistan. Para pejabat menyatakan tidak ada tentara asing yang terluka menurut warta kantor berita AFP.
Serangan tersebut menunjukkan kesulitan dalam perjuangan panjang pemerintah Afghanistan dan para pendukung internasionalnya dalam pertempuran untuk memadamkan pemberontakan Taliban.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani