Menuju konten utama

Harga Cengkih Tembus Rp102 Ribu per Kilogram

Harga cengkih mulai naik hingga ratusan ribu. Kabar gembira bagi petani cengkih di Nusantara.

Harga Cengkih Tembus Rp102 Ribu per Kilogram
Petani menunjukkan cengkih hasil panen di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/10). Harga cengkih di tingkat petani setempat mengalami penurunan dari Rp31.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram selama sebulan terakhir ini karena masih berlangsungnya musim panen raya di sejumlah daerah penghasil yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2016 ini. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Harga cengkih di Maluku bergerak naik dari Rp96 ribu/kg menjadi Rp102 ribu/kg. Hal ini membuat para petani di Maluku kembali bergembira.

Sebagaimana dilaporkan Antara, petani cengkih di Ambon, menawarkan harga beli cengkih dari petani yakni Rp102.000/kg.

"Kami baru selesai menjual 10 kg cengkih hasil panen tahun ini yang di bawah dari Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), ternyata harga cengkih yang di bayar pembeli Rp102.000/kg, dengan demikian kami menerima Rp1.020.000 untuk lima kg," kata petani cengkih bernama Robby.

Dia akan kabarkan kenaikan harga cengkeh itu kepada teman-teman di kampungnya nanti. "Kami harus sampaikan, sebab harga cengkih ini turun-naik, kadang naik hingga melebih di atas Rp100.000 kadang turun hingga Rp85.000/kg," kata dia.

Ceng, pembeli yang ditemui di tokonya, mengatakan, "Kami selalu memantau harga di Surabaya."

Harga cengkih pada September 2016 sempat anjlok hingga Rp75.000 per kilogram di daerah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Hal ini membuat petani enggan untuk menjualnya.

"Kami tidak akan menjual cengkeh hingga harga bisa lebih mahal minimal sama dengan tahun sebelumnya," tutur salah seorang petani cengkeh di Desa Tirongkotua, Lahadi (59 TH) di Bombana, Senin.

Menurut Lahadi, dengan harga cengkeh sebesar Rp75.000, petani sangat merugi sebab telah mengeluarkan banyak biaya hingga musim panen tiba.

"Mulai dari pemeliharaan hingga upah pemetik, biayanya cukup tinggi," tutur Lahadi.

Baca juga artikel terkait REMPAH-REMPAH

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH