Menuju konten utama

Hampir 2 Juta Demam & 63 Kematian, Korut Tingkatkan Produksi Obat

Korut tidak melaporkan berapa banyak orang yang positif COVID-19 seusai dites.

Hampir 2 Juta Demam & 63 Kematian, Korut Tingkatkan Produksi Obat
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara pada konferensi Komite Militer Pusat Partai Buruh Korea dalam gambar yang dirilis Agensi Berita Sentral Korea (ABSK) pada Sabtu (23/5/2020). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/foc/djo

tirto.id - Korea Utara (Korut) tengah meningkatkan produksi obat-obatan dan pasokan medis termasuk alat sterilisasi dan termometer untuk memerangi virus Corona yang belum pernah terjadi sebelumnya, lapor media pemerintah, Korean Central News Agency (KCNA) hari ini.

KCNA mengungkapkan, setidaknya 262.270 orang lagi melaporkan gejala demam dan satu orang tambahan telah meninggal pada Rabu malam, (18/5/2022) mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara itu.

Akan tetapi, tidak disebutkan berapa banyak orang yang positif COVID-19 seusai dites, sebagaimana dilansir dari kantor berita Reuters, Kamis (19/5/2022).

Korut sejauh ini melaporkan 1.978.230 orang dengan gejala demam dan 63 kematian, serta memberlakukan tindakan antivirus yang ketat. Adapun pabrik-pabrik sedang memproduksi lebih banyak suntikan, obat-obatan, termometer, dan pasokan medis lainnya di Ibu Kota Pyongyang dan daerah-daerah sekitarnya dengan cara yang sangat cepat.

KCNA juga mengatakan ada lebih banyak bangsal isolasi dipasang dan pekerjaan disinfeksi diintensifkan di seluruh negeri. “Ribuan ton garam segera diangkut ke Pyongyang untuk menghasilkan larutan antiseptik,” ujar mereka.

KCNA menyebut bahwa Korut telah memberlakukan penguncian secara nasional, juga meningkatkan produksi obat-obatan tradisional Korea yang digunakan untuk mengurangi demam serta rasa sakit. Obat-obatan tradisional itu katanya efektif dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit berbahaya.

Tanpa kampanye vaksinasi nasional dan pengobatan COVID-19, media pemerintah itu telah mendorong pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik, serta pengobatan rumahan yang belum diverifikasi seperti berkumur dengan air garam atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow.

Untuk diketahui, gelombang COVID-19 yang meluas pertama kali dikonfirmasi oleh Korut pada pekan lalu, dengan adanya kekhawatiran atas kurangnya sumber daya medis dan vaksin. Badan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah memperingatkan bahwa konsekuensinya dapat “menghancurkan” 25 juta orang Korut.

Sebelumnya, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengkritik distribusi obat-obatan yang tidak efektif dan mengecam para pejabat atas tanggapan yang “tidak dewasa” mereka terhadap COVID-19.

Di samping itu, Wakil Penasihat Keamanan Seoul kemarin mengatakan bahwa Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) masing-masing telah menawarkan untuk membantu Korut memerangi wabah tersebut termasuk mengirim bantuan, tetapi belum menerima tanggapan.

Meski begitu, tiga pesawat dari Air Koryo Korut tiba di Cina dan kembali ke Pyongyang pada Senin (16/5/2022) dengan membawa pasokan medis, kata sumber diplomatik tanpa menyebutkan nama.

Baca juga artikel terkait KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri