Menuju konten utama

Hamas dan Fatah Lakukan Upaya Rekonsiliasi di Kairo

Hamas dan Fatah duduk di meja perundingan untuk melakukan rekonsiliasi. Mesir menjadi saksi tentang prospek antara Hamas dan Fatah.

Hamas dan Fatah Lakukan Upaya Rekonsiliasi di Kairo
Militan Hamas Palestina. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem

tirto.id - Perwakilan dari partai politik Palestina, Hamas dan Fatah pada hari Selasa (10/10/2017) bertemu untuk melakukan rekonsiliasi. Pertemuan diadakan di Kairo, Mesir.

Perundingan antarkedua partai politik tersebut terjadi seminggu setelah Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah mengunjungi Jalur Gaza. Kunjungan Rami Hamdallah bertujuan untuk memulai proses pengalihan tanggung jawab administratif wilayah yang dikepung. Sedianya, tanggung jawab akan berpindah dari tangan Hamas ke pemerintah (konsensus nasional).

Pertemuan di Kairo membahas seputar pelaksanaan Kesepakatan Kairo (Cairo Agreement) 2011 antara kedua partai tersebut. Harapannya, perpecahan politik selama 10 tahun dapat diselesaikan.

Kesepakatan Kairo 2011 menetapkan pemilihan legislatif, presiden, serta dewan nasional harus segera dilakukan dalam waktu satu tahun selepas kesepakatan ditandatangani. Kesepakatan tersebut akan melihat sejauh mana upaya Hamas maupun Fatah dalam membentuk pemerintahan Palestina.

Delegasi Hamas diwakili oleh wakil kepala kantor politik, Saleh al-Arouri sementara delegasi Fatah diwakili anggota komite pusat, Azzam al-Ahmad.

Khalil al-Haya, anggota dari delegasi Hamas menyatakan bahwa misi di Kairo akan membahas pembentukan pemerintah persatuan nasional dengan partisipasi semua partai politik Palestina. Di lain sisi, pemilihan dewan legislatif, presiden, serta dewan nasional akan dipersiapkan. Haya menambahkan, perundingan berfokus mengakhiri pembagian Palestina.

Juru bicara Fatah, Osama al-Qaeasmeh mengungkapkan perundingan yang ditengahi Mesir tersebut akan berlangsung selama tiga hari dan fokus pada kemungkinan pemerintah menjalankan fungsi politik, keamanan, serta ekonomi di Gaza.

Seperti dilansir Al Jazeera, isu-isu lain yang akan dibahas ialah krisis listrik di Gaza, gaji pegawai Palestina di daerah pinggir, keamanan, sampai administrasi penyeberangan perbatasan.

Selama beberapa bulan terakhir, Hamas memperoleh tekanan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas terkait tindakan mereka di Gaza. Tekanan yang diberikan pada Hamas bertujuan agar Hamas melepas kendali atas wilayah tersebut. Tekanan dilakukan dalam bentuk pemotongan gaji pegawai yang tinggal di Gaza sampai mengurangi pasokan listrik.

Apabila perundingan di Mesir tersebut berhasil, untuk sementara waktu situasi mengerikan yang terpampang di Gaza dapat berkurang.

Baca juga artikel terkait ISRAEL - PALESTINA atau tulisan lainnya dari M Faisal Reza Irfan

tirto.id - Politik
Reporter: M Faisal Reza Irfan
Penulis: M Faisal Reza Irfan
Editor: Yuliana Ratnasari