tirto.id - Jumlah kematian akibat virus Corona terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Per 13 Januari, data kematian di Indonesia mencapai angka 306 orang dan total kasus menjadi 11.278.
Ini merupakan rekor jumlah tertinggi sejak kasus pertama diumumkan Presiden Jokowi pada awal Maret 2020.
Demi mencegah jumlah kematian dan menyelamatkan nyawa orang banyak, Satgas Penanganan Covid-19 tidak bosan mengingatkan masyarakat untuk selalu menerapkan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mematuhi protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Karena, dengan mencegah penularan, maka peningkatan kasus Covid-19 dapat ditekan. Dengan menurunnya jumlah kasus, maka tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit dapat diantisipasi.
Selain itu, disipllin perilaku 3M juga dapat melindungi sahabat, serta keluarga hanya dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
"Mengapa hal-hal sederhana ini tidak anda jalankan? Pertanyaan ini wajib kita tanyakan kepada diri masing-masing, apakah protokol kesehatan memang lebih sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya. Saya rasa jawabannya pasti tidak," Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito seperti dikutip dari situs resminya.
Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dalam satu Minggu terakhir ini memang tingggi, kasus harian saja tercatat pada angka lebih dari 9 hingga 11 ribu per harinya.
Kondisi ini tentu akan berimbas negatif pada efektivitas penanganan Covid-19. Sebagai contoh, dengan meningkatnya keterisian rumah sakit akan menambah beban para petugas kesehatan.
Dan hal ini juga secara langsung berdampak negatif pada keseluruhan penanganan di rumah sakit tersebut. Apabila angka ini terus meningkat dan menyebabkan rumah sakit penuh, maka sangat berpotensi menaikkan angka kematian akibat Covid-19.
"Sistem kesehatan kita akan lumpuh. Apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid-19 semata. Namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain Covid-19. Utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung," jelas Wiku.
Dampak terburuk yang mungkin bisa terjadi, lanjut Wiku, rumah sakit di Indonesia tidak dapat menangani hal itu, sehingga angka kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19, namun juga karena penyakit lain yang tak bisa ditangani akibat penuhnya rumah sakit.
"Saya ingin sekali lagi mengingatkan, kepada masyarakat dan pemerintah daerah, terutama yang masih meremehkan Covid-19. Jangan sampai kita menjadi abai, dan menganggap angka (Covid-19) yang disampaikan ini hanya sekedar angka. Ingatlah, bahwa angka-angka ini merepresentasikan nyawa," tutup Wiku.
Editor: Agung DH