tirto.id - Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Natanail Peranginangin membantah adanya warga yang tewas dalam letusan Gunung Sinabung (2460 mdpl) pada Senin (19/2/2018) pagi.
Menurut Nataniel, hingga Senin siang, BPBD belum menerima adanya warga yang melaporkan bahwa anggota keluarganya yang hilang atau tewas akibat erupsi tersebut.
Ketika dipertanyakan mengenai isu yang berkembang yang menyebutkan adanya korban tewas, pihaknya mengharapkan masyarakat tidak terpengaruh dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Kalau mencari informasi, silahkan bertanya kepada aparatur pemerintah atau instansi yang berwenang," ucapnya.
Namun, Natanail Peranginangin mengakui pada Senin pagi tersebut, ada beberapa warga yang berupaya untuk memasuki zona merah atau daerah yang berbahaya jika Gunung Sinabung mengalami erupsi.
Pihaknya berhasil menghalangi upaya itu, termasuk mengimbau masyarakat yang berada di sekitar zona merah untuk keluar guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sampai saat ini, situasi masih aman dan tidak ada korban jiwa," ujar Natanail.
Sebelumnya, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara mengalami erupsi yang cukup besar pada Senin pagi, pukul 08.53 WIB.
Berdasarkan pengamatan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi pada Senin pagi itu lebih besar dari erupsi sebelumnya, serta mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah.
Disebabkan letusannya cukup kuat, erupsi pertama tersebut memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
Abu dan bebatuan kecil dari erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, yang meletus sekitar pukul 08.53 WIB, sampai di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, kata Kepala Desa Telagah Suranta Sitepu.
Berdasarkan aplikasi hitung otomatis distancecalculator.net, jarak Sinabung ke Desa Telagah sekitar 27 km. Suranta Sitepu menjelaskan dua jam setelah Sinabung meletus atau pada pukul 11.00 WIB abu hitam sudah menyelimuti Desa Telagah sampai membuat panik warga desa ini.
Namun saat ini keadaan sudah kembali normal, walaupun masyarakat terus berjaga-jaga sewaktu-waktu semburan erupsi kembali terjadi.
"Masyarakat masih terus berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan terjadi kembali erupsi Gunung Sinabung," sambung dia.
Menurut petugas Pengamat Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nurul Saori, erupsi Senin pagi itu lebih besar dari erupsi sebelumnya. Gunung Sinabung mengeluarkan beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah.
Letusan pertama yang cukup kuat memunculkan semburan awan panas hingga setinggi 5.000 meter. "Alat ukur kita sempat error` karena cukup tinggi," kata Nurul.
Kemudian, awan yang keluar dari erupsi menyebar hingga 4,9 km ke arah selatan dan mencapai 3,5 km ke arah timur dan tenggara.
Debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung terpantau terbang ke arah dan barat sesuai arah tiupan angin saat itu. Meski erupsinya cukup besar, tetapi PVMBG tidak mencatat penambahan pengungsi, termasuk korban jiwa.
"Situasinya masih aman karena areanya telah steril," ujar Nurul Asrori.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora