Menuju konten utama

Gunung Agung Erupsi 6.142 Meter, Penerbangan Berstatus Merah

Dengan status penerbangan menjadi “merah”, pilot atau pelaku penerbangan diimbau untuk menghindari jalur udara di sekitar kawasan Gunung Agung.

Gunung Agung Erupsi 6.142 Meter, Penerbangan Berstatus Merah
Erupsi Freatik Gunung Agung. twitter/ BNPB_Indonesia

tirto.id - Gunung Agung kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 6.142 meter di atas permukaan laut. Menyikapi aktivitas terkini gunung berapi itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan level peringatan penerbangan menjadi merah.

"Kalau ketinggian kolom abu sudah lebih dari 6000 meter di atas permukaan laut, bukan di atas puncak maka VONA jadi 'red," kata Kepala PVMBG Kasbani di Karangasem, Bali, Minggu (26/11/2017), sebagaimana dikutip Antara.

PVMBG melalui Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA) mengeluarkan status baru untuk peringatan penerbangan itu pada Sabtu (25/11/2017) malam setelah berada dalam status "orange".

Disebutkan VONA bahwa abu vulkanik bergerak ke timur-tenggara mengikuti arah angin.

Dengan dikeluarkannya status “merah, Kasbani mengatakan, informasi tersebut menjadi pertimbangan bagi pilot atau pelaku penerbangan untuk menghindari jalur udara di sekitar kawasan Gunung Agung.

Meski pihaknya mengeluarkan level "red" tersebut namun kewenangan untuk melarang melintas di jalur udara atau di atas Gunung Agung selebihnya berada di tangan otoritas terkait.

Sementara itu meski berstatus "merah", menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Ngurah Rai, penerbangan masih beroperasi normal. Penerbangan masih dilakukan dengan tetap memantau sebaran abu vulkanik.

Hingga saat ini sebanyak 22 penerbangan maskapai asing untuk rute internasional termasuk satu rute domestik batal terbang dari dan menuju Bali.

Gunung Agung juga sempat menyemburkan abu vulkanik pada letusan freatik kedua hingga ketinggian sekitar 1.500 meter di atas puncak kawah pada Sabtu (25/11/2017).

"Ini erupsi freatik yang mengandung material abu tetapi kami masih harus menganalisis komposisi abunya," kata Kepala PVMBG Kasbani.

Letusan freatik tersebut terjadi sekitar pukul 17.30 Wita dengan mengeluarkan material vulkanik di antaranya abu berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas yang tebal, menurut PVMBG.

Pihaknya dapat mengamati secara visual semburan abu tersebut dari tiga stasiun seismik yakni di Desa Dukuh dan Desa Culik dan Batulompeh ke arah barat-barat daya dengan tekanan sedang.

Arah semburan abu vulkanik tersebut sesuai dengan arah angin yang bertiup lemah ke arah barat. Kasbani meminta masyarakat di sekitar Gunung Agung untuk tetap tenang dan tidak panik dengan letusan freatik kedua itu.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari & Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yuliana Ratnasari & Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari