Menuju konten utama

Gubernur Sulawesi Utara: Jangan Potong Dana Transfer Daerah

Wacana pemangkasan dana transfer daerah oleh Kementerian Keuangan mendapatkan penolakan dari Gubernur Sulwawesi Utara Olly Dondokambey.

Gubernur Sulawesi Utara: Jangan Potong Dana Transfer Daerah
Kondisi daerah tertinggal di Indonesia. Antara foto/darwin fatir.

tirto.id - Pemerintah pusat sebaiknya tidak mengurangi porsi dana transfer daerah khususnya bagi daerah-daerah seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampapua). Daerah-daerah ini masih sangat membutuhkan aliran dana untuk menggenjot tingkat pembangunannya yang rata-rata masih rendah.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey pada konsultasi regional produk domestik regional bruto Sulampapua di Manado, Selasa, (23/08/2016).

"Pemotongan dana transfer daerah bertentangan dengan program Nawa Cita yang digulirkan Presiden Jokowi yakni membangun dari pinggiran," ujarnya.

Menurut Gubernur, semakin kecilnya dana transfer daerah, wilayah-wilayah di kawasan Sulampapua tidak bisa berkreasi membangun sektor ekonominya menopang dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kawasan ini hendaknya mendapatkan perhatian karena paling banyak ruang dan semua memiliki sumberdaya alam. Saya kebetulan belum bertemu dengan Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani, kalau ketemu, saya akan kritisi kebijakan tersebut," ujarnya.

Lagi menurut Gubernur, kontribusi Sulampapua terhadap ekonomi nasional tidak sampai 10 persen di tahun 2015, namun dari sisi pertumbuhan ekonomi berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 4,98 persen.

Selain itu, data di tahun 2015 hanya tiga provinsi di kawasan Sulampua yang presentasi penduduk miskin di bawah rata-rata nasional, bahkan ada beberapa provinsi yang hampir mencapai 30 persen penduduk miskinya.

"Pada periode kepemimpinan saya bersama dengan Wakil Gubernur Steven Kandouw telah menyikapinya dengan hanya menetapkan target pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,5 persen per tahun dan fokus pada pengentasan kemiskinan, penanggulangan pengangguran, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta peningkatan pemerataan pendapatan masyarakat," ujarnya.

Gubernur menambahkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Sulut ditunjang lewat sektor pariwisata, di mana hanya dalam waktu satu bulan sebanyak 11 ribu turis asal China datang di Sulut.

Pertumbuhan sektor industri pariwisata ini, kata dia, memberikan kontribusi positif terhadap penurunan angka pengangguran dan kemiskinan di Sulut yang saat ini mencapai 8,3 persen dari angka sebelumnya 8,98 persen.

"Pariwisata di tiga kawasan itu ibarat perawan yang belum disentuh," katanya.

Baca juga artikel terkait HARD NEWS

tirto.id - Hard news
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra