tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus berkisar di level Rp16.000 tak perlu dikagetkan. Justru, dia mengatakan, kurs saat ini sudah stabil dan bahkan akan cenderung menguat.
Hal ini disampaikannya saat acara konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (22/4/2024).
"Enggak usah kaget, enggak usah bingung Rp15.990. Alhamdulillah yang penting stabil, sisi kita Rp16.000 bahkan menuju 15.900, bahkan seterusnya, dari hari ke hari nilai tukar naik turun, naik turun, secara keseluruhan Bank Indonesia melihat rupiah stabil dan akan cenderung menguat," kata Perry.
Saat ini, kondisi perekonomian domestik kian menunjukkan kestabilan. Bahkan, Perry juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor penguatan nilai tukar rupiah.
Salah satu faktor yang mendukung penguatan rupiah adalah dari kembali masuknya aliran masuk modal asing, terutama ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah BI (SRBI), sebesar 4,2 miliar dolar AS hingga 20 Mei 2024.
Selain itu, Bank Indonesia juga terus memperkuat kebijakan moneter dalam mitigasi dampak rambatan ketidakpastian ekonomi global. Salah satu kebijakan yang ditekan termasuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate sebesar 6,25 persen pada April dan Mei 2024.
"Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia pada April 2024," ucap dia.
Secara bulanan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 21 Mei 2024 menguat 1,66 persen secara point to point (ptp), setelah sebelumnya pada April 2024 melemah 2,49 persen ptp.
Dalam data terakhir, Rabu (22/5/2024), kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.995 atau menguat 0,02 persen dari posisi sebelumnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Maya Saputri
