tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 sebesar 5,2 persen (year-on-year). Menurut Perry, masih ada sejumlah faktor pada perekonomian domestik yang membuat pertumbuhan ekonomi belum bisa berada di kisaran 5,3 hingga 5,5 persen.
BI memang telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun ini ada di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen (year-on-year). Pada kuartal I 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri hanya sebesar 5,06 persen.
“Memang kita mau lebih tinggi, tetapi masih ada beberapa aspek ekonomi domestik yang belum bisa mendorong. Proyeksi (pertumbuhan ekonomi) 5,2 persen itu cukup baik,” kata Perry seusai acara pengucapan sumpah jabatan dirinya di Mahkamah Agung, Jakarta pada Kamis (24/5/2018).
Perry memang tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai aspek ekonomi domestik apa saja yang dimaksudnya. Namun berkaca pada capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2018, konsumsi rumah tangga dan jumlah ekspor memang masih berpotensi untuk dapat ditingkatkan.
Tak hanya memprediksi pertumbuhan ekonomi, Perry juga turut memperkirakan inflasi Indonesia bakal mencapai 3,6 persen pada tahun ini. Padahal menurut target, inflasi pada tahun ini akan terus diupayakan agar berada di kisaran 3 hingga 3,5 persen.
“Untuk inflasi intinya juga hanya 3,2 persen. Stabilitas moneter dapat tetap terjaga dan malah terkendali,” ucap Perry.
Selanjutnya, meskipun transaksi berjalan secara keseluruhan untuk tahun ini masih mengalami defisit dengan besaran tak lebih dari 2,5 persen. Perry menegaskan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, CAD (Current Account Defisit) Indonesia masih dalam kondisi baik-baik saja sejauh tidak lebih dari angka 3 persen.
“Ada beberapa pihak yang mengatakan khawatir. Memang ini perlu dikendalikan dalam jangka menengah panjang, namun dalam jangka pendek masih baik. Dari sisi perekonomian domestik cukup baik,” jelas Perry.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto