tirto.id - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyebutkan kerusakan akibat gempa yang mengguncang pada Jumat (15/12/2017) pukul 23:47 WIB, dapat cepat tertangani. Pria dengan sapaan Aher ini mengakui saat ini, Pemprov melalui BPBD Jabar dan daerah tengah melakukan mitigasi, yakni dengan mendata bangunan-bangunan yang rusak, serta menenangkan masyarakat yang terdampak.
"Sekarang tahap rekonstruksi, Insya Allah tertangani oleh kita," ujar Aher di Bandung, seperti dikabarkan Antara, Sabtu (16/12).
Aher mengimbau masyarakat yang masih mengalami trauma, telah ada relawan yang siap membantu memulihkan kondisi mental korban gempa. "Ya tentunya yang trauma harus diberi penjelasan bahwa musibah telah lewat," kata dia.
Ia mengaku beruntung, gempa dengan skala 6,9 Skala Richter tidak sehebat gempa yang melanda Pangandaran beberapa tahun lalu. Selain itu, ia bersyukur gempa yang terjadi tidak menimbulkan tsunami.
"Semalam ada potensi tsunami sehingga menyelamatkan diri, kemudian dua jam potensi tsunami berhenti, Alhamdulillah tidak terjadi," katanya.
Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada serta hati-hati dari setiap potensi bencana. Jika masyarakat memerlukan sesuatu, petugas dari BPBD siap membantu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan bertambah. Hingga Sabtu (16/12/2017) pukul 14.00 WIB, terdapat 3 korban meninggal dunia dan 7 orang luka-luka.
Tiga korban meninggal dunia adalah Aminah (80) warga Kelurahan Kauman, Kota Pekalongan, Jawa Tengah; Dede Lutfi (62) warga Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat; dan Fatimah (34) warga Desa Argosari Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta.
Aminah dan Dede Lutfi meninggal akibat tertimpa tembok rumah yang roboh, sedangkan Fatimah meninggal dunia karena terjatuh saat lari keluar rumah. Fatimah sempat dibawa ke RS Mitra Sehat namun nyawanya tak tertolong.
Selain itu, 228 rumah rusak berat, 152 rumah rusak sedang, 97 rumah rusak ringan, dan 473 rumah rusak yang belum diklasifikasikan ke dalam rusak berat, sedang dan ringan. Sejumlah sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintah juga mengalami kerusakan.
"Kerusakan bangunan yang paling banyak terdapat di Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran yang memang paling dekat dengan pusat gempa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Sabtu (16/12/2017).
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH