Menuju konten utama

Gubernur Aceh Minta NU Perangi Radikalisme

Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Zaini Abdullah meminta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) terdepan dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme.

Gubernur Aceh Minta NU Perangi Radikalisme
petugas satuan polisi pamong praja dan wilayatul hisbah (wh) memakaikan kain sarung kepada seorang wanita yang terjaring razia busana di kota idi rayeuk, aceh timur, aceh, antara foto/syifa yulinnas

tirto.id - Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Zaini Abdullah meminta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) terdepan dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme. Apalagi NU dinilai sangat berperan dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa ini.

“Pemerintah Aceh membutuhkan peran ormas keagamaan menjaga syariat Islam, dalam menangkal paham radikal yang menggangu ketentraman, penggunaan narkoba, prilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Dan NU perlu menangkal permasalahan tersebut,” kata Zaini, di Banda Aceh, Sabtu (19/3/2016).

Zaini menilai peran ormas keagamaan sangat penting menjaga syariat Islam dan membantu pemerintah Aech dalam memerangi paham yang dapat mengancam keamanan, seperti radikalisme dan terorisme.

“NU sangat berperan dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa ini terutama dalam memperkuat persatuan dan kesatuan ummat," kata dia dalam sambutan pada pelantikan PWNU Aceh masa khidmat 2015-2020 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh tersebut.

Menurut Zaini, NU Provinsi Aceh telah banyak berkontribusi dalam pembangunan umat melalui dakwah Islam dan NU telah eksis dalam pembangunan umat di bidang keagamaan.

Sementara itu, Wakil Ketua PBNU Prof Dr Ir Mochammad Maksum Machfoedz di sela-sela melantik pengurus berharap, PWNU Aceh dapat terus membina umat melalui pendidikan mulai dari ibtidaiyah (sekolah dasar) sampai aliyah (sekolah menengah atas).

“NU sekarang harus meningkatkan kiprahnya di bidang pendidikan sehingga ke depan NU tetap bisa hidup dan bersaing dengan berbagai macam tantangan zaman,” kata dia.

Adapun susunan PWNU Aceh, di antaranya Ketua Tanfidziyah Tgk. H Faisal Ali, Sekretaris Tanfidziyah Tgk Asnawi M Amin, sedangkan untuk posisi Rais Syuriah (penasehat) Tgk H Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) dan posisi Katib (sekretaris) Tgk H Husaini A Wahab.

Pelantikan tersebut turut dihadiri di antaranya Wakil Ketua DPRD Aceh, Teuku Irwan Djohan, Kepala BPK Aceh, Maman Abdurrahman yang juga pengurus PBNU, Kepala Badan Pembinaan Pendidikan Dayah, Dr Bustami Usman, juga sebagai Wakil Ketua PWNU Aceh dan Kadispora Iskandar Zulkarnain yang juga Ketua Panitia Pelantikan. (ANT).

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya

Reporter: Abdul Aziz