tirto.id - Penundaan Olimpiade Tokyo hingga tahun depan sebagai dampak pandemi global virus Corona (COVID-19), turut memberi peluang bagi atlet tunggal putri nasional, Gregoria Mariska Tunjung, untuk fokus berburu gelar kejuaraan reguler terlebih dulu.
Rionny Mainaky selaku pelatih tunggal putri pelatnas PBSI menghendaki agar anak didiknya yang diproyeksikan berlaga di Olimpiade tersebut, dapat sejenak mengesampingkan ajang empat tahunan itu. Ia ingin agar Gregoria mampu merengkuh trofi juara terlebih dulu, dari level turnamen apa pun.
“Jadi saat ini kami lebih fokuskan dia untuk mencari gelar di turnamen level berapa saja, bukan untuk ke Olimpiade dulu,” terang Rionny, seperti dikabarkan oleh Antara, Sabtu (4/4/2020).
Rionny berpendapat bahwa raihan gelar juara dari seri turnamen reguler bakal mengangkat moral bertanding serta kepercayaan diri Gregoria jika nantinya turun di ajang Olimpiade.
“Kenapa saya lebih targetkan dapat gelar juara di turnamen dulu, agar kalau ada gelar dia lolos Olimpiade, dia bisa lebih percaya diri mainnya,” ujar Rionny.
Kendati pernah merasakan gelar Juara Dunia Junior 2017, tapi pada kenyataannya Gregoria boleh dibilang kering prestasi di tingkat senior.
Saat ini Gregoria tercatat sebagai atlet tunggal putri dengan ranking dunia terbaik yang dimiliki Indonesia, yakni peringkat 21 dunia. Tunggal putri andalan Merah Putih yang lain, seperti Fitriani dan Ruselli Hartawan, hanya menduduki nomor 33 dan 35 dunia.
Meski demikian, Gregoria hingga kini belum pernah merasakan satu pun gelar juara dalam seri turnamen BWF World Tour. Catatan terbaik atlet 20 tahun itu adalah menembus babak semifinal ajang Thailand Open 2018 dan Denmark Open 2018.
Gregoria memang kerap terjegal di babak-babak awal sebuah kejuaraan, usai menelan kekalahan dari para pemain unggulan yang ditemuinya. Kendati tak jarang rangkaian kekalahan tersebut harus ia terima usai melewati pertarungan yang cukup ketat.
Dalam empat turnamen individual yang diikuti Gregoria sepanjang tahun 2020, ia juga diketahui selalu terhenti di tangan para pemain unggulan.
Di Malaysia Masters 2020, kalah rubber game dari pemain nomor 5 dunia asal Thailand, Ratchanok Intanon. Di ajang Indonesia Masters 2020 dan Thailand Masters 2020, takluk dari tunggal putri peringkat 3 dunia milik Jepang, Akane Yamaguchi. Kemudian saat All England 2020, kandas di tangan pemain nomor 1 dunia asal Taiwan, Tai Tzu Ying.
“Saya juga berbicara ke dia kalau semua pemain unggulan sudah bertemu kamu, seharusnya dia sudah tahu bagaimana lawannya,” ujar sang pelatih, Rionny Mainaky.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Nur Hidayah Perwitasari